Nyatanya, uang dari penghargaan Nobel tidak dipakai olehnya. Hans Daae menyimpan uang sebesar 104.000 franc Swiss itu di sebuah bank di Norwegia dan mencegah uang tersebut ditagih oleh kreditornya. Di balik penghargaan itu, Henry Dunant pun menjadi paranoid. Ia menjadi takut kepada Gustave Moynier dan kreditornya mengejar-ngejarnya. Selain itu, kadang-kadang ia menyuruh juru masak panti jompo mencicipi makanan di depannya untuk memastikan tidak diracuni.
Tanggal 30 Oktober 1910 merupakan hari terakhir sang pendiri Palang Merah. Sang tokoh kelahiran 8 Mei 1828 itu pin dimakamkan di Kompleks Pemakaman Sihlfeld Zurich, Swiss tanpa penghormatan. Dalam surat wasiatnya sebagian bantuannya yang didapatkan digunakan untuk kegiatan kemanusiaan dan tidak lupa membayar sebagian utangnya kepada kreditor.
Atas apresiasinya terhadap Palang Merah, hari ulang tahun Dunant 8 Mei dijadikan sebagai hari Palang Merah Internasional. Panti jompo yang pernah menjadi di tempat sisa hidupnya dijadikan museum.
Perjuangan Henry Dunant dalam membentuk Palang Merah patut diapresiasi. Sempat dilupakan karena perbedaan paham dengan Gustave Moynier, tidak mematahkan semangat Henry Dunant dalam membantu manusia padahal ia sendiri terlilit utang, hidup miskin, dan akhirnya hayatnya tinggal di panti jompo. Dan penghargaan Nobel adalah salah satu pembuktian bahwa Henry Dunant menolong sesama tanpa mengenal latar belakang yang ditolong.