Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
rubah hoary (commons.m.wikimedia.org/Steven Whitebread)
rubah hoary (commons.m.wikimedia.org/Steven Whitebread)

Canidae merupakan salah satu kelompok hewan mamalia yang memiliki wilayah persebaran cukup luas. Beberapa spesies-nya seperti serigala abu-abu, jakal emas, dan rubah emas masing-masing dapat kita jumpai di lebih dari dua benua.

Meski begitu, tidak semua hewan kerabat anjing dapat ditemukan di banyak tempat. Lima hewan anggota Canidae berikut ini malah masing-masing hanya hidup di satu negara saja. Kira-kira, apa saja ya kerabat dekat anjing yang berstatus hewan endemik?

1. Serigala ethiopia

foto ethiopian wolf (commons.m.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Serigala ethiopia (Canis simensis) memiliki rambut tubuh berwarna kemerahan dengan corak putih di kaki, ekor, perut, dan dagu. Selain ukuran tubuh, serigala ethiopia betina dapat dibedakan dari warna rambutnya yang lebih pucat dibandingkan jantan.

Sesuai namanya, serigala ethiopia hanya ditemukan di beberapa wilayah pegunungan Ethiopia. Padang rumput dan semak di ketinggian 3000–4400 meter menjadi habitat bagi serigala ethiopia, dikutip dari Animal Diversity.

Meski tikus mole dan tikus rumput menjadi mangsa favoritnya, serigala ethiopia juga terkadang berburu antelop, kelinci, atau domba. Serigala ethiopia lebih suka berburu sendiri-sendiri walaupun mereka hidup secara berkelompok.

Berdasarkan data dari African Wildlife Foundation, saat ini hanya terdapat kurang dari 440 individu serigala ethiopia. Selain karena penyebaran virus rabies dan distemper di antara kawanan serigala ethiopia, aktivitas pertanian di kawasan dataran tinggi juga turut mengancam kelangsungan populasinya.

2. Rubah darwin

rubah darwin (dok. PBS Eons)

Rubah darwin (Lycalopex fulvipes) dapat dikenali dari tubuh memanjang, kaki pendek serta ekornya yang lebat. Tubuhnya tertutupi oleh rambut berwarna hitam dengan corak putih di bagian dagu dan perutnya, dikutip dari Animal Diversity.

Hutan hujan temperata merupakan habitat alami rubah darwin. Berstatus hewan endemik Chile, populasi rubah darwin hanya terpusat di dua kawasan yaitu Nahuelbuta National Park dan Chiloe Island.

Dalam hal mencari makanan, rubah darwin termasuk hewan omnivora oportunistik yang jenis makanannya dapat berubah-ubah bergantung pada ketersediaan di alam. Selain berburu mamalia kecil, burung, reptil, rubah darwin juga biasa memakan serangga, buah, biji-bijian hingga sisa-sisa bangkai hewan.

Saat ini hanya terdapat kurang dari 700 individu dewasa rubah darwin yang kian terdesak karena fragmentasi hutan di sekitar habitatnya. Keberadaan anjing liar juga turut mengancam populasinya karena potensi penyebaran penyakit, dikutip dari Animalia.

3. Rubah hoary

rubah hoary (commons.m.wikimedia.org/Steven Whitebread)

Bukan hanya Chile, Brazil juga punya hewan dari famili Canidae yang berstatus endemik yaitu rubah hoary (Lycalopex vetulus). Populasi spesies rubah kecil ini dapat ditemukan di Brazil bagian barat daya, tepatnya kawasan Minas Gerais dan Motto Grosso.

Selain ukuran tubuhnya yang kecil, rubah hoary punya rambut tubuh berwarna abu-abu serta warna kemerahan di kaki dan telinganya. Seperti kebanyakan spesies rubah, rubah hoary adalah hewan monogami dan kerap menggunakan bekas sarang armadilo untuk membesarkan anak-anaknya, dikutip dari Animal Diversity.

Rubah hoary memiliki kebiasaan makan yang unik karena sebagian besar sumber makanannya berasal dari serangga. Meski begitu, rubah hoary tetaplah hewan omnivora dan suka berburu mamalia kecil, burung atau memakan buah-buahan.

Kawasan savana tropis merupakan habitat favorit rubah hoary yang kini telah banyak beralih fungsi akibat aktivitas pertanian dan peternakan. Meski terjadi perubahan tersebut, rubah hoary tetap bisa bertahan karena area peternakan merupakan habitat bagi dua mangsa favoritnya yaitu rayap dan kumbang kotoran, dikutip dari Animalia.

4. Anjing rakun jepang

anjing rakun jepang (commons.m.wikimedia.org/KKPCW)

Orang Jepang memanggil hewan ini dengan sebutan tanuki. Anjing rakun jepang (Nyctereutes procyonoides) hanya ditemukan di ekosistem hutan gugur temperata dan hutan campuran yang ada di Jepang.

Semula, anjing rakun jepang dianggap sebagai subspesies dari anjing rakun biasa. Dibandingkan anjing rakun biasa, anjing rakun jepang memiliki rambut penutup tubuh yang lebih pendek. 

Anjing rakun jepang lebih banyak menghabiskan waktu di malam hari untuk mencari makanan. Bukan sekedar omnivora, anjing rakun jepang juga bisa memakan sisa-sisa bangkai hewan hingga sampah sisa makanan manusia, dikutip dari Animalia.

5. Rubah pulau

rubah pulau (commons.m.wikimedia.org/Pacific Southwest Region USFWS)

Rubah pulau (Urocyon littoralis) merupakan spesies rubah terkecil di Amerika Serikat. Penampakan fisiknya sangat mirip dengan rubah abu-abu, hanya saja massa tubuhnya sekitar 1–2 kilogram saja.

Hewan ini sekaligus menjadi spesies endemik Kepulauan Channel yang terletak 30 kilometer dari pesisir selatan California. Rubah pulau dapat ditemukan di berbagai jenis habitat seperti padang rumput, hutan, semak belukar, juga kawasan pesisir, dikutip dari Animal Diversity.

Preferensi makanan rubah pulau cukup bervariasi tergantung pada ketersediaan jenis makanan di masing-masing pulau. Karena berada di wilayah pesisir, rubah pulau juga terkadang berburu kepiting atau hewan laut kecil lainnya.

Rubah pulau sempat dinyatakan terancam punah pada 2004 akibat masifnya predasi oleh burung elang emas. Melalui penghilangan burung elang emas serta upaya reintroduksi, rubah pulau kini telah kembali dengan pertumbuhan populasi yang lebih stabil, dikutip dari National Park Service.

Kebanyakan anggota famili Canidae merupakan hewan omnivora yang memiliki sumber makanan yang bervariasi. Kecuali serigala etiopia dan rubah darwin, ragamnya jenis sumber makanan menjadi salah satu faktor tingginya tingkat bertahan hidup dari hewan endemik tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team