Hewan Tamandua, Mamalia Pemakan Semut dengan Gaya Bertarung Unik!

Tamandua mungkin terlihat menggemaskan dengan tubuh kecil dan ekor panjangnya, tetapi jangan salah, hewan ini punya cara bertahan yang unik saat menghadapi ancaman. Mamalia pemakan semut ini dikenal memiliki gaya bertarung yang menyerupai ahli kung fu, saat merasa terancam. Tamandua akan berdiri dengan dua kaki belakangnya sambil mengangkat cakar depan seolah siap menyerang lawan.
Selain jurus bertarung yang khas, tamandua juga memiliki lidah panjang yang berguna untuk menjangkau semut dan rayap sebagai santapan mereka. Tubuhnya yang kecil dan lincah membuatnya mudah dalam memanjat pohon, mencari makan, serta menghindari bahaya dari predator lain. Meski tampak imut, hewan ini tidak bisa dianggap remeh karena cakar tajamnya dapat memberikan serangan yang cukup menyakitkan. Yuk, kenali keunikan gaya bertarung tamandua berikut ini!
1. Sekilas tentang tamandua
Tamandua merupakan salah satu spesies trenggiling kecil yang dapat hidup di pohon maupun di tanah. Hewan mamalia ini juga pemakan semut dan rayap dengan cara selektif, menghindari spesies yang memiliki sengatan atau gigitan yang menyakitkan. Mereka memiliki wilayah jelajah yang luas dan sering menggunakan jalur yang sama dalam mencari makanan.
Dilansir laman Britannica, secara geografis tamandua terbagi menjadi dua spesies utama yang tersebar di Meksiko hingga daratan Benua Amerika Selatan hingga Argentina. Mereka sering kali memiliki warna cokelat muda dengan corak kehitaman seperti rompi baju. Tamandua memiliki bulu yang lebih pendek dan moncong yang lebih kecil secara proporsional dibandingkan dengan trenggiling raksasa.
Penamaan tamandua juga diartikan "penangkap semut" dalam bahasa Tupi dari Brasil timur. Kemudian sarang tamandua dapat ditemukan di dalam pohon berlubang, batang kayu, ataupun di dalam tanah.
2. Keunikan gaya bertarung ala kung fu
Mamalia satu ini hidup di pohon maupun di tanah. Tamandua lebih aktif di malam hari dan pada siang hari lebih banyak menghabiskan waktu beristirahat di batang pohon. Dilansir laman San Diego Zoo Animals and Plants, hewan ini memiliki penglihatan yang buruk, tetapi memiliki pendengaran dan penciuman yang sangat baik.
Adapun predator yang harus diwaspadai oleh tamandua seperti jaguar dan kucing liar kecil. Tamandua memiliki gaya bertarung yang unik dalam melawan lawannya.
Jika situasi mengancam, tamandua akan mengeluarkan jurus lain seperti melepaskan bau tidak sedap yang keluar dari kelenjar pangkal ekornya dan juga mendesis. Bau menyengat yang dihasilkan tamandua menjadi pertanda kepada predator.
Selain itu, tamandua akan mengeluarkan jurus andalan seperti gerakan kung fu dengan merentangkan kedua lengannya yang kuat dan cakar yang tajam. Tamandua akan berpegangan pada cabang dengan kaki belakang dan ekornya, sehingga kedua lengannya bebas untuk bertarung.
3. Kenapa tamandua menggunakan teknik ini?
Tamandua memiliki teknik bertarung ketika menghadapi ancaman, yaitu dengan merentangkan kedua lengannya seperti kung fu. Saat merasa terancam, tamandua akan berdiri dengan posisi kaki belakang akan bertumpu di tanah, sementara ekornya yang kuat digunakan sebagai penopang keseimbangan.
Dengan kedua lengannya terangkat dan cakarnya yang panjang siap menyerang, pose ini menciptakan ilusi bahwa menunjukkan tubuhnya lebih besar dan lebih mengintimidasi bagi predator. Teknik ini tidak hanya membuat lawan berpikir dua kali untuk menyerang, tetapi juga memberikan kesempatan bagi tamandua untuk mempertahankan diri dengan cakarnya yang tajam.
Selain untuk menakuti musuh, postur ini juga memungkinkan tamandua menyerang dengan lebih efektif jika terjadi konfrontasi langsung. Cakarnya yang melengkung dan kuat bisa digunakan untuk mencakar atau mencengkram lawan dengan cepat. Dalam posisi ini, tamandua dapat dengan mudah mengayunkan cakarnya ke arah predator, terutama jika serangan datang dari depan.
Dengan kombinasi cakar tajam, ekor kuat, dan teknik bertahan ala kung fu, tamandua membuktikan bahwa ukuran kecil bukan berarti lemah. Hewan ini punya cara unik untuk menghadapi ancaman, mulai dari pose mengintimidasi hingga serangan dengan cakarnya. Ditambah lagi, bau menyengat yang dikeluarkan saat merasa terancam membuat predator berpikir dua kali.