Di alam liar, ada satu pernyataan populer yang menyebut kalau yang kuatlah yang dapat bertahan hidup. Pernyataan itu jelas sangat tepat mengingat di alam liar ada begitu banyak variabel yang bisa saja mengancam nyawa hewan yang ada di dalamnya. Ada bencana alam, hubungan antara predator dan mangsa, sampai persaingan antarspesies demi merebutkan wilayah.
Deretan bahaya yang mengintai itu jelas bisa membuat hewan bisa terluka kapan saja. Tak jarang, luka-luka yang diterima mereka bisa mengantarkannya pada kematian, entah karena kehabisan darah maupun infeksi. Oleh sebab itu, dalam dunia hewan, sebenarnya kemampuan penyembuhan diri secara mandiri sangat diperlukan agar mereka bisa mengatasi luka yang diterima. Hanya saja, kemampuan penyembuhan hewan-hewan ini sangat berbeda antarspesies.
Ada hewan yang punya proses penyembuhan diri lambat, ada hewan yang bisa "mengganti" bagian tubuh yang rusak menjadi baru, dan ada pula hewan yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka yang diterimanya. Nah, kali ini, kita akan membahas soal hewan-hewan dengan kemampuan penyembuhan diri yang menakjubkan. Terdapat faktor internal maupun eksternal dari si hewan yang bisa memengaruhi hal tersebut, lho.