ilustrasi hujan meteor (unsplash.com/@joesphotography)
Dilansir In The Sky, saat peristiwa ini mencapai puncaknya, ada sekitar lima meteor per jam yang akan meluncur. Namun, angka tersebut berdasar dari perhitungan Zenithal Hourly Rate (ZHR) yang diasumsikan sebagai langit gelap serta pancarannya berada di atas kepala. Dengan adanya lampu kota, guguran meteor ini bisa jadi hanya terlihat sedikit.
Kamu bisa mendapati guguran dengan gerakan pelan. Pasalnya, hujan meteor ini berlangsung dengan kecepatan 30 km/detik, terhitung cukup lambat dibanding pergerakan asteroid di langit lainnya.
Selain utara, ada juga hujan meteor Taurid Selatan. American Meteor Society mengatakan, keduanya datang pada waktu yang nyaris bersamaan. Taurid Selatan hadir pada akhir September hingga awal November.
Buku Pegangan Pengamat 2022 yang telah diuji dan dianggap benar dari Royal Astronomical Society of Canada menjelaskan bahwa puncak Taurid Selatan terjadi pada 5 November. Sementara itu, Organisasi Meteor Internasional (IMO) dan American Meteor Society (AMS) menyebut bahwa puncaknya terjadi pada Oktober.
Merujuk pada uraian tersebut, artinya hujan meteor Taurid Utara mungkin bersinggungan atau terjadi bersamaan dengan Taurid Selatan. Peristiwa ini juga disebut sebagai kawanan Taurid, melansir Blogs NASA.
Nah, hal yang membuat Taurid Utara makin unik adalah adanya potensi bola api, yakni guguran sangat terang. Peneliti mengatakan bahwa siklus ini terjadi secara berkala setiap tujuh tahun sekali. American Meteor Society mencatat fenomena tersebut terjadi pada 2008, 2015, dan 2022.
Hujan meteor Taurid Utara tahun ini mungkin tidak terlalu terlihat karena puncaknya berdekatan dengan bulan purnama. Meski demikian, kamu tetap bisa mengamatinya, kok.