Babi memang hidup di darat, tapi kamu juga bisa menemukannya di laut, lho. Namun, yang dimaksud di sini bukanlah bulu babi, melainkan ikan hogfish yang mempunyai moncong menyerupai babi.
Bukan hanya penampilannya saja yang gak biasa, gaya hidupnya pun bisa membuatmu tercengang! Menurut berbagai sumber, hogfish mampu berganti kelamin serta berhubungan secara harem alias poligami. Mari mengenal lebih jauh tentang ikan hogfish berikut ini.
Memiliki nama ilmiah Lachnolaimus maximus, hogfish termasuk ke dalam famili Labridae atau suku ikan wrasse. Buat yang gak tahu, wrasse sendiri merujuk kepada kelompok ikan yang mempunyai karakteristik bibir tebal, sisik halus, tubuh panjang yang ramping, serta bersirip punggung dan dubur panjang, dilansir Britannica.
Meskipun masih dalam satu suku, hogfish sedikit berbeda dari kerabatnya. Tubuhnya pipih dan oval. Ukuran mereka pun cenderung lebih besar dari kebanyakan wrasse—kecuali ikan Napoleon. Menurut Florida Museum, spesies ini bisa tumbuh hingga 91 cm dengan berat maksimum 10 kg.
Karakteristik unik lain dari Lachnolaimus maximus adalah sirip punggungnya. Tiga duri pertama dari sirip bagian tersebut biasanya lebih panjang dan tebal sehingga mereka tampak seperti memiliki jambul. Selain itu, iris mata ikan ini berwarna merah terang yang membuat mereka mengerikan sekaligus menakjubkan.
Kebanyakan spesies Lachnolaimus maximus mempunyai tubuh berwarna merah-kecokelatan. Namun, gak menutup kemungkinan kamu menjumpai yang berwarna putih ataupun abu-abu. Nah, perbedaan warna tersebut bergantung pada umur, jenis kelamin, dan habitat.
Merujuk Florida Museum, para pejantan umumnya berwarna abu-abu–cokelat dari bagian moncong, dahi, sampai punggung. Di sisi lain, tubuh betina dan ikan muda didominasi oleh warna abu-abu pucat, cokelat, atau cokelat-kemerahan.
Untuk habitatnya sendiri, berdasarkan Britannica, kamu hanya dapat menemukan hogfish di Samudra Atlantik, terutama sekitar Kepulauan Hindia Barat. Populasinya tersebar di laut subtropik hangat, mulai dari Florida menuju Bermuda hingga pantai-pantai di Amerika Selatan.
Si ikan bermoncong mirip babi ini mendiami perairan dengan kedalaman 3–30 meter. Secara spesifik, mereka gemar berada di dasar laut dengan pasir kasar atau di sekitaran terumbu karang. Di kedua lokasi tersebut pula hogfish kerap mencari makan.
Tahukah kamu mengapa ikan yang mampu hidup hingga 11 tahun ini dijuluki hogfish? Kalau jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, namanya memiliki arti 'ikan babi'. Julukan tersebut terinspirasi dari karakteristik mulut Lachnolaimus maximus yang nyatanya mirip moncong babi.
Moncong tersebut bukanlah untuk tampilan semata. Ocean Conservancy menyebutkan, mulutnya yang panjang memudahkan si ikan babi untuk menemukan kerang dan kepiting yang bersembunyi di dalam pasir.
Selain kelompok krustasea dan moluska, Lachnolaimus maximus juga memangsa hewan lain, meliputi ikan kecil, bulu babi, maupun cacing. Menu makanannya itu tergolong bervariasi karena hogfish adalah hewan oportunistik. Artinya, ikan ini gak pilih-pilih makanan dan cenderung melahap apa saja yang mereka temukan.
Di samping bahasa Inggris, bahasa lain juga punya sebutan berbeda untuk spesies yang satu ini. Beberapa di antaranya adalah:
Di samping mulutnya yang gak biasa, hogfish juga termasuk ikan yang unik. Spesies ini termasuk ke dalam hewan hermafrodit protogini yang berarti mereka mampu mengubah jenis kelamin diri dari jantan ke betina. Kenapa harus begitu, ya?
Jadi, semua anakan ikan babi terlahir sebagai betina. Perubahan jenis kelamin bisa terjadi ketika ikan telah mencapai ukuran tertentu maupun melalui dominasi sosial. Fish Base menyebutkan, hogfish betina dapat bertransformasi menjadi seekor pejantan setelah 3–5 tahun atau apabila tubuhnya sudah mencapai 30–40 cm.
Perlu kamu ketahui pula, Lachnolaimus maximus terlibat dalam hubungan poligami. Dalam satu kelompok hogfish, biasanya terdiri dari seekor jantan dan sejumlah betina. Pejantan bertugas menjaga dan kawin dengan para betina tersebut. Wih, spesies ini sarat akan vibe harem, ya?
Dalam kehidupan manusia, hogfish ditangkap sebagai ikan konsumsi. Dagingnya halus dan lembut di mulut. Menurut Seafoods, tekstur tersebut berkat kemampuan si ikan babi yang dapat mengubah kolesterol dari udang-udangan yang mereka mangsa menjadi lemak intramuskular (jaringan lemak yang berada pada serabut otot).
Sayangnya, ikan ini ternyata ditangkap secara berlebihan di sejumlah kawasan tempat mereka hidup. IUCN memasukkan Lachnolaimus maximus sebagai spesies Vulnerable (terancam) pada 2009. Sejumlah upaya pun dikerahkan untuk menjaga kestabilan populasinya.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat, terdapat peraturan tertentu yang harus nelayan patuhi sebelum menangkap para ikan babi. Selain itu, budi daya hogfish di penangkaran juga diupayakan guna mengurangi tekanan akibat penangkapan spesies tersebut di alam liar.
Sebagai salah satu kelompok ikan wrasse, hogfish punya karakteristik yang berbeda, salah satunya adalah ukurannya yang lebih besar dan mulut uniknya yang mirip moncong babi. Semoga populasi ikan hogfish di alam liar tetap terjaga, ya!