Sebelum lebih dikenal dengan sebutan paham fenomenalisme, pada awalnya Kant menjuluki paham filsafat yang dianutnya dengan nama filsafat kritisisme. Filsafat kritisisme milik Kant mengawali perjalanannya dalam mencari kebenaran dengan terlebih dahulu menyelidiki batas-batas akal manusia.
Paham fenomenalisme berpandangan bahwa manusia hanya mengetahui segala suatu berdasarkan yang tampak (fenomena). Apa yang seseorang ketahui tergantung kepada─atau ‘dibatasi’ oleh ‘kegiatan kesadaran’ yang dipengaruhi realitas lahiriah dari suatu objek, pengamatan, pengalaman, keadaan mental, dan pencerapan seseorang.
Pengetahuan merupakan kesan yang diberikan oleh segala sesuatu kepada kita, yang merupakan realitas subjektif. Sedangkan realitas objektif, yakni hakikat asli dari segala sesuatu itu sendiri tidak dapat diketahui.
Buku Filsafat Modern Barat karya Dr. Zaprulkhan, S.Sos.I., M.S.I memberikan analogi yang bagus untuk paham filsafat milik Kant. Dikatakan bahwa pengetahuan yang dimaksudkan oleh Kant bisa dianalogikan seperti saat kita menggunakan kaca mata berwarna untuk melihat dunia.
Walhasil, jika kita melihat kucing hitam ketika menggunakan kaca mata berwarna kuning, maka si kucing hitam pun akan tampak sebagai kucing berwarna kuning.
Itu tadi sekilas tentang profil dan buah pikir dari filsuf Immanuel Kant. Bagaimana pendapatmu? Apakah kamu menjadi tertarik dengan gagasan yang dikemukakan oleh Immanuel Kant? Silakan jawab di kolom komentar, ya!