Istana Yogyakarta (commons.wikimedia.org/Pinerineks)
Istana Yogyakarta atau lebih dikenal dengan nama Gedung Agung terletak di ujung selatan Jalan Akhmad Yani, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Awalnya Istana Yogyakarta adalah kediaman resmi seorang Residen Belanda bernama Anthonie Hendriks Smissaert sekaligus penggagas pembangunan Istana Yogyakarta mulai dirikan pada Mei 1824.
Arsiteknya, A Payen membangun Istana Yogyakarta berdasarkan inspirasi gaya bangunan Eropa yang disesuaikan dengan iklim tropis. Proses pembangunan Gedung Agung tertunda akibat pecahnya Perang Diponegoro hingga 1830. Lanjut dibangun pada 1832, namun pada 1867 terjadi gempa bumi mengakibatkan Istana Yogyakarta ambruk.
Bangunan Istana Yogyakarta selesai dibangun sempurna pada 1869 digunakan hingga dewasa ini. Tercatat ada beberapa Gubernur Belanda mendiami gedung ini hingga 1942 antara lain J.E Jasper, H.M.de Kock dan L. Adam. Di era kolonial Jepang, Istana Yogyakarta didiami oleh penguasa Jepang di Yogyakarta bernama Koochi Zimmukyoku Tyookan.
Istana Yogyakarta resmi diambil oleh Indonesia saat pemerintahan Republik Indonesia berpindah dari Jakarta ke Yogyakarta sekaligus menjadi ibu kota sementaranya pada 1946. Otomatis menjadikan Istana Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Presiden Soekarno. Sekaligus menjadi rumah kediaman Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta.
Walaupun aslinya dibangun oleh otak dan tangan orang Belanda, tetapi kelima Istana Kepresidenan ini dipenuhi peristiwa sejarah saat Indonesia berhasil merebutnya dari tangan penjajah.