Dahulu, wilayah yang sekarang menjadi Italia, yaitu Kekaisaran Romawi, merupakan salah satu kekaisaran terbesar dan paling disegani di dunia. Mereka benar-benar dapat menaklukkan Eropa sampai menguasai seluruh Mediterania selama berabad-abad. Berkat reputasi dan sejarah tradisional tersebut, maka sudah sepatutnya kehadiran Italia dalam Perang Dunia II jadi salah satu momok yang menakutkan bagi sekutu.
Setelah Benito Mussolini berhasil berkuasa dan mengubah ideologi Italia menjadi fasisme, ikatan antara Italia dengan Jerman Nazi terjalin sangat kuat hingga akhirnya mereka bergabung dalam koalisi bersama dengan Kekaisaran Jepang yang diberi nama Tripartite Pact yang kemudian lebih umum disebut Kubu Poros.
Tepat sebelum kejatuhan Prancis atas Jerman Nazi, Italia di bawah pimpinan Mussolini resmi mendeklarasikan perang kepada Britania Raya dan Prancis sehingga ia bergabung dalam Perang Dunia II. Misi utama Italia kala itu adalah merebut kembali kawasan Mediterania dan Afrika bagian utara ke tangan Kubu Poros.
Awalnya, Italia memang bisa mengamankan wilayah Mediterania dan sebagian Afrika bagian utara. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pasukan Italia justru berhasil dipukul mundur relatif mudah oleh gabungan serangan dari Sekutu. Bahkan, Italia adalah negara pertama dalam Tripartite Pact yang menyatakan gencatan atas sekutu pada 8 September 1943.
Kekalahan Italia itulah yang kemudian menjadi salah satu faktor hancurnya Kubu Poros di Eropa yang kemudian mengakhiri mimpi ideologi fasisme untuk menyebar ke seluruh dunia. Melihat performa Italia yang sangat buruk tersebut, sebenarnya ada beberapa faktor penentu yang membuat Italia sedari awal memang "tidak siap" untuk menghadapi perang besar seperti Perang Dunia II.
Dalam artikel berikut ini, kita akan menyimak bersama-sama soal faktor apa saja yang menyebabkan penampilan Italia begitu buruk dalam Perang Dunia II. Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!