Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
forbes.com

Black death atau kematian hitam merupakan pandemi yang terjadi pada abad pertengahan tahun 1347-1353. Wabah yang kini diyakini sebagai penyakit pes ini sangat mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat.

Menurut laman BBC, Eropa kehilangan sekitar 20 juta penduduknya. Di samping mengurangi jumlah populasi penduduk, juga masih banyak dampak lain yang tak kalah signifikan. Simak selengkapnya berikut ini.

1. Mengubah sistem feodalisme

ancient.eu

Seperti yang dilansir laman Ecomomic History, sebagian besar masyarakat Eropa abad pertengahan bekerja di sektor pertanian alias mengandalkan tanah. Sebelum wabah tuan tanah harus menyerahkan uang sewa atas tanah, sehingga mereka selalu mempekerjakan buruh untuk mengelola tanahnya. Sayangnya buruh pertanian dibayar dengan upah rendah.

Keadaan berubah pasca wabah black death. Banyak warga yang mati akibat wabah termasuk kalangan buruh, sehingga menimbulkan keterbatasan tenaga kerja. Hal itu dimanfaatkan betul oleh kaum buruh hingga budak. Mereka menuntut upah yang lebih tinggi dari sebelumnya. Mau tidak mau, para tuan tanah menyetujuinya mengingatkan kewajiban yaitu membayar pajak kepada raja hingga memenuhi kebutuhan, pun tanah mereka sudah lama tidak menghasilkan uang akibat wabah.

Elit politik Eropa akhirnya merespon tuntutan kaum buruh tersebut. Untuk menekan laju pergerakan kaum buruh yang masif, pihak berwenang berusaha mengembalikan besaran upah seperti peraturan awal (1346). Segera mereka mengeluarkan Ordonansi Buruh Inggris (1349) dan Statuta Buruh (1351). Sedangkan di Prancis, pemerintah berwenang lebih melonggarkan kenaikan upah buruh sebanyak 1/3 persen (1351). 

Respon kebijakan tersebut datang dari kalangan petani di Inggris. Terjadi pemberontakan petani di London tahun 1381 yang menuntut penegakan Statuta Buruh dan penetapan kenaikan upah.

2. Hak perempuan lebih diakui

Editorial Team

EditorKhus nul

Tonton lebih seru di