death cap (commons.wikimedia.org/Daniel Neal)
Death cap yang dalam bahasa Indonesia berarti topi kematian dikenal sebagai salah satu jamur paling beracun di belahan bumi utara. Jamur dengan nama ilmiah Amanita phalloides ini dapat ditemukan secara luas di seluruh Eropa, Asia, dan Afrika Utara.
Julukan jamur paling beracun yang didapatkan oleh tumbuhan satu ini tentu bukan tanpa alasan. Tingginya tingkat amanitin yang dimiliki oleh jamur ini dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan ginjal meski hanya dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit.
48 jam setelah mengonsumsi death cap, efek lelah, mual, pusing, dan sakit kepala serta gejala hipotermia akan terasa. Tidak hany itu, korban juga akan merasakan kram perut yang hebat dan peningkatan mual, muntah, serta diare yang kemudian menyebabkan dehidrasi dan kegagalan peredaran darah.
Setelahnya, korban mungkin akan menunjukkan pertanda bahwa dia telah membaik empat setelah mengonsumsi jamur tersebut. Akan tetapi, yang sebenarnya terjadi adalah racun death cap sudah diserap oleh tubuh yang kemudian menyebabkan gagal ginjal.
Pada tahap ini, biasanya juga diikuti dengan gagal hati yang kemudian menyebabkan penyakit kuning, kejang, koma, dan bisa menyebabkan kematian.
Itulah dia 5 jamur paling beracun di dunia. Beberapa diantara mereka memiliki penampilan yang menarik dan mencolok yang bisa dengan mudah dikenali. Namun, tidak sedikit juga yang penampilannya terlihat seperti jamur biasa yang bisa dimakan.
Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi jamur yang kita peroleh dari hutan atau tempat asing, ada baiknya kita berhati-hati mencari tahu terlebih dahulu jamur tersebut aman dikonsumi atau tidak. Dan apabila tidak sengaja mengonsumsi jamur beracun, maka, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat.