Ilmuwan dan ahli satwa memiliki kriteria dan skor tersendiri untuk menilai apakah seekor predator karnivor memiliki gigitan mematikan atau tidak. Skor 100 menunjukkan ekspektasi dari standar gigitan yang seharusnya dapat dilakukan oleh predator.
Jika skor berada di bawah 100, predator tersebut memiliki gigitan kuat, namun tidak mematikan. Sedangkan, skor di atas 100 menunjukkan bahwa gigitan tersebut bersifat mematikan.
Bagaimana dengan harimau? Menurut laman The National Wildlife Federation, harimau memiliki skor 130 yang berarti jauh di atas ekspektasi. Gigitan ini setara dengan tekanan 1050 psi (per square inch). Gigitan harimau jauh melampaui kekuatan gigitan serigala yang hanya berkisar antara 400 hingga 1000 psi.
Anggap saja ada seekor serigala yang lagi bad mood dan memisahkan diri dari kelompoknya. Kemudian, ia bertemu harimau dan mereka memutuskan bertarung. Bagaimana hasilnya? Hanya dibutuhkan waktu tidak sampai 15 menit bagi harimau untuk membuat serigala tersebut tak bernyawa.
Dengan ukuran tubuh yang jauh lebih besar, ditambah dengan gigitannya yang mematikan, harimau dapat membunuh seekor serigala dengan sekali gigitan tepat di lehernya. Mungkin harimau tersebut akan cedera, namun tidak parah. Luka-luka yang dialami harimau mungkin akan berada di bagian leher dan paha bagian atas.
Namun, sayangnya, alam liar yang sesungguhnya tidak bekerja seperti itu. Kondisi di alam liar justru lebih mungkin terjadi pada poin empat di bawah ini.