Tahun 1883, letusan Gunung Krakatau mengguncang dunia. Ledakannya terdengar hingga ribuan kilometer, menelan lebih dari 36 ribu korban, dan mengubah iklim global selama bertahun-tahun. Namun, pernahkah kamu membayangkan kalau bencana sebesar itu terjadi lagi di zaman modern yang serba digital ini? Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dikenal sebagai salah satu bencana paling dahsyat dalam sejarah manusia. Suaranya terdengar hingga ribuan kilometer, langit menggelap total selama berhari-hari, dan catatan ilmiah mencatat banyak dampak besar letusan terhadap iklim dunia. Di era modern seperti sekarang, apa yang tejadi jika letusan besar Krakatau 1883 kembali terjadi? Jika hal tersebut terjadi lagi dengan teknologi yang lebih maju, pengamatan aktivitas vulkanik Indonesia tentu lebih akurat, tetapi magnitude bencana alam vulkanik tetap sulit diprediksi.
Jika hal tersebut benar-benar terjadi, dampaknya tidak hanya soal abu vulkanik dan guncangan lokal. Wilayah sekitar Selat Sunda terkena tsunami besar, jaringan komunikasi bisa terganggu, dan efek atmosfer mungkin berkontribusi pada perubahan iklim global sementara. Karena itu, memahami potensi dampak letusan gunung berapi seperti Krakatau bukan hanya penting untuk edukasi, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap skenario terburuk yang mungkin terjadi.
