Fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan 20-40 persen. La Nina akan berlangsung mulai akhir tahun hingga setidaknya April 2025.
Selain itu terdapat pula dinamika atmosfer lain yang diprediksi pada periode Nataru secara bersamaan, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Cold Surge yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia yang juga berpotensi menambah intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG menyebut, hingga pertengahan November 2024 (Dasarian I-II), indeks ENSO (gangguan iklim dari Samudra Pasifik) menunjukkan kecenderungan La Nina lemah, sementara indeks Indian Ocean Dipole (IOD) (gangguan iklim dari Samudra Hindia) menunjukkan nilai IOD negatif menuju netral.
Adapun untuk dinamika perairan Indonesia secara umum menunjukkan kondisi suhu muka laut yang lebih hangat daripada normalnya. Berdasarkan pada keseluruhan hasil monitoring tersebut, dapat disimpulkan terdapat potensi gangguan iklim basah untuk wilayah Indonesia secara umum hingga awal 2025.