fasilitas pembekuan jenazah manusia di Cryonics Institute (Cryonics Institute via discovermagazine.com)
Dari semua impian para ilmuan, mungkin menghidupkan kembali orang mati adalah salah satu ide yang paling gila. Namun nyatanya sudah ada beberapa penelitian dan usaha ke arah itu. Usaha untuk menghidupkan kembali makhluk yang sudah mati pernah dilakukan oleh ilmuan Uni Soviet, Dr. Sergei Brukhonenko pada tahun 1940.
Seperti dicatat oleh Atlasobscura.com, Dr. Sergei menggunakan seeokor anjing yang sudah mati sebagai objek percobaan dan didokumentasikan pada sebuah film yang berjudul "Experiments in the Revival of Organisms." Dr. Sergei mencoba menghidupkan kembali seluruh kepala (otak dan wajah) dari anjing yang telah mati, dengan memompa darah beroksigen melalui arteri, yang dilakukan dengan bantuan "autojektor". Ketika alat tersebut menyuplai darah beroksigen ke otak, kepala bereaksi terhadap rangsangan seperti saat hidup, menggerakkan telinga ketika mendengar bunyi dalam jarak dekat, dan retina matanya bereaksi saat terkena pancaran sinar. Lidah anjing itu bahkan menjilat cairan yang dilumurkan pada hidungnya. Walaupun percobaan itu menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan, hal itu hanya berhasil beberapa menit saja dan tidak berlaku permanen.
Beberapa eksperismen serupa selalu berujung pada kegagalan. Oleh karena itu, para ilmuan mencoba skenario lain dengan membuat alat yang dapat menjaga agar tubuh manusia tidak hancur dalam waktu yang lama, sehingga ketika teknologi untuk menghidupkan orang mati telah ditemukan, tubuh-tubuh mati ini dapat dibantu untuk kembali hidup. Prosedur untuk membekukan jenazah ini disebut sebagai krionika.
Seperti dilansir dari Discovermagazine.com, Dennis Kowalski, presiden Cryonics Institut of Michigan, organisasi krionika terbesar di dunia menjelaskan bahwa ketika seseorang yang mengatur agar jenazahnya diawetkan secara krionika dinyatakan meninggal, tim medis mendinginkan tubuh dengan air es dan menjaga agar jaringan tubuh tetap teroksigenasi menggunakan CPR dan masker oksigen. Mereka memompa larutan vitrifikasi yang bekerja seperti antibeku untuk menjaga jaringan tubuh agar tidak berubah menjadi kristal es, dengan harapan meminimalkan kerusakan struktural. Kemudian, mereka perlahan mendinginkan tubuh hingga -320 derajad Faranheit di ruang uap nitrogen cair. Setelah cukup dingin, tubuh dipindahkan ke tangki nitrogen cair seperti termos, di mana ia akan tinggal di masa mendatang.
Jenazah akan menunggu di tangki ini sambil berharap bahwa teknologi medis masa depan mampu menghidupkannya kembali. Tidak ada yang tahu seperti apa teknologi itu, namun dugaan terbaik Kowalski adalah rekayasa jaringan dan nanoteknologi molekuler yang akan mampu memperbaiki dan mengganti jaringan yang rusak atau bahkan menghidupkan tubuh manusia itu sama sekali.