ilustrasi siswa sedang membaca (unsplash.com/Ed Kami)
Saat masih kanak-kanak, kamu pasti akan membaca dengan suara keras. Ketika kamu sudah menjadi pembaca dan pemikir yang lebih baik, kamu beralih ke berbicara di dalam kepala, bukan dengan suara keras.
Membaca dalam hati membuat kegiatan membaca menjadi lebih cepat karena kamu tidak perlu mengucapkan setiap kata. Juga, kamu dapat melompat kembali untuk membaca ulang bagian-bagiannya tanpa mengganggu alur membaca. Kamu bahkan dapat melewatkan kata-kata pendek yang sudah familiar. Membaca dalam hati lebih fleksibel dan memungkinkanmu fokus pada hal yang paling penting.
Jadi, mendengar suara dalam hati adalah hal yang normal. Ini karena pusat visual, bicara, dan pendengaran terprogram bersama dan saling terhubung. Selain itu, membaca dalam hati juga memberikan banyak manfaat. Kalau kamu, tim membaca dalam hati atau membaca dengan suara keras?
Referensi
Psychology Today. Diakses pada Juni 2024. Three Reasons Why We May "Hear" During Silent Reading
The Atlantic. Diakses pada Juni 2024. Hearing Voices in Your Head Is Normal, While Reading
The Conversation. Diakses pada Juni 2024. What is that voice in your head when you read?
Vilhauer, R. P. (2017). Characteristics of inner reading voices. Scandinavian Journal of Psychology, 58(4), 269–274. https://doi.org/10.1111/sjop.12368