ilustrasi awan (pexels.com/Pixabay)
Awan berbeda dengan benda pada umumnya karena terbuat dari material udara yang lembap. Udara yang hangat naik ke atmoster yang lebih rendah.
Dilansir Science Focus, udara itu akan mengembang dan menjadi dingin. Bahkan, udara yang naik ke atmosfer juga mengembun sehingga menjadi tetesan air kecil.
Tetesan air kecil ini akan membentuk awan. Apabila sangat dingin, air akan menjadi kristal es. Tetesannya berupa air tapi lebih padat dari air. Sehingga, kecepatan terminalnya rendah dan kemampuan jatuhnya lambat.
Oleh sebab itu, air yang berbentuk tetesan kecil tersebut sangat sulit jatuh ke bumi. Partikelnya akan terus mengapung di udara.
Dilansir Scientific American, cara kerja ini mirip dengan partikel debu yang melayang di udara. Ini terlihat bila sinar matahari menerobos celah jendela. Bukan jatuh ke tanah, partikel debu hanya berputar-putar di udara.
Material pembentuk inilah yang menjadi alasan kenapa awan bisa melayang padahal beratnya capai ratusan ton. Partikel pembentuknya kecil dan tersebar hingga bermil-mil, sehingga memungkinkan awan tetap melayang-layang di udara dan gak terkena gaya gravitasi.