ilustrasi membaca buku (pexels.com/IvanSamkov)
Kertas dalam buku terbuat dari pulp kayu yang ditambah soda api (natrium hidroksida). Fungsinya untuk mengurangi keasaman dan pembengkakan serat pulp kayu.
Kertas juga terdiri dari selulosa dan lignin yang jumlahnya kecil. Lignin adalah polimer kompleks yang berasal dari alkohol aromatik. Umumnya, kertas dengan tekstur lebih halus mengandung sedikit lignin.
Ternyata, lignin juga yang menyebabkan warna kertas menjadi kuning. Dilansir ABC Science, kertas akan teroksidasi dalam waktu lama agar terurai menjadi asam, lalu menjadi selulosa.
Bahan kimia dalam buku itu bisa mengalami kerusakan dalam waktu tertentu. Akibatnya, senyawa dalam kertas menghasilkan bau khas.
Alasan kenapa buku punya bau khas berbeda-beda, tergantung umur bukunya. Buku lama mengandung bahan kimia yang menimbulkan bau unik, kadang mirip bau manis. Penyebabnya adalah bahan kimia benzaldehida, vanilin, etil heksanaol, toluena, dan etil benzena.
Senyawa-senyawa itu mudah menguap yang dikenal dengan proses hidrolisis asam. Reaksi kimia ini berlangsung dalam waktu lama.
Sementara itu, buku baru memiliki aroma khas karena tiga faktor, yakni:
- Aroma kertas yang harum, pengaruh dari bahan kimia yang terkandung
- Perekat yang digunakan dalam proses pembuatan buku
- Tinta untuk mencetak buku.
Dikarenakan buku memiliki bau khas, aromanya juga dibuat menjadi lilin dan parfum, dilansir Colorado Edu. Pasalnya, aroma buku memberikan nostalgia seolah kita sedang menghirup bau cokelat, kopi, asap, kayu, atau vanila.
Aromanya memikat sehingga mudah diingat. Itulah alasan kenapa buku punya bau khas.