ilustrasi gajah (unsplash.com/Hu Chen)
Gajah diberkati dengan kemampuan mendeteksi jejak gajah lain berdasarkan aroma kotoran dan urinenya. Saat bermigrasi atau menjelajah, gajah akan mencium jejak gajah lain melalui belalainya.
Aroma tersebut menjadi sumber informasi, terutama untuk para gajah liar. Dilansir Science Daily, Connie Allen dari Pusat Penelitian Perilaku Hewan Universitas Exeter menjelaskan bahwa indra penciuam gajah berfungsi untuk navigasi jarak jauh.
Alasan utama mengapa jalur jelajah gajah selalu tetap karena mereka (terutama gajah liar) sangat memperhatikan jejak bau kotoran dan urine yang ditinggalkan gajah lain.
Saat menjelajah pun, gajah akan sengaja meninggalkan kotoran dan urinenya sendiri. Agar gajah dari kawanan lain atau gajah di masa depan bisa mengikuti jalur jelajahnya.
Menariknya lagi, urine gajah juga bisa dijadikan 'informasi' untuk membedakan usia dan kedewasaan gajah.
Alasan kenapa gajah berjalan di jalur yang sama ini makin menegaskan bahwa gajah tidak melewati jalur manusia. Sebaliknya, justru manusia yang mengikuti jalur migrasi atau jalur jelajah gajah.
Konflik gajah dan manusia sering kali diwarnai kekesalan warga karena gajah dianggap merusak jalurnya. Padahal gajah merupakan hewan teritorial yang selalu mengikuti jalur yang sama.
Mereka gak akan mengubah jalur jalannya begitu saja. Itulah alasan kenapa gajah berjalan di jalur yang sama, ya.