Banjir bandang yang menghantam sejumlah provinsi seperti Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh pada 25 November 2025 lalu meninggalkan duka yang luar biasa dalam. Gak hanya merendam ratusan desa dan merusak infrastruktur, banjir bandang yang terjadi juga menyebabkan lebih dari 600 nyawa melayang. Jumlah ini kemungkinan besar akan semakin bertambah mengingat banyaknya wilayah bencana yang masih terisolasi dan belum mendapatkan pertolongan.
Membahas soal banjir bandang, banyak pihak menyebutnya semata-mata sebagai bencana alam. Namun, jika dilihat lebih saksama, kita tahu bahwa alam bukanlah pelaku utamanya. Perusakan hutan dan alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit memainkan peran besar dalam bencana ini. Kenapa bisa begitu? Bukankah kelapa sawit juga pohon? Kenapa kelapa sawit tidak bisa mencegah banjir? Berikut penjelasannya!
