ilustrasi anak panda (pixabay.com/MarmotWhistler)
Para ahli yakin bahwa di alam liar, ada persaingan ketat untuk setiap betina, dan jantan yang dominan akan kawin dengannya beberapa kali untuk memastikan keberhasilan. Melalui strategi itu, panda betina liar umumnya melahirkan setiap dua tahun.
Di penangkaran, perkawinan dan kehamilan yang berhasil adalah urusan yang rumit. Karena tidak pernah bersaing dan melihat panda kawin secara alami, panda di penangkaran kehilangan minat untuk kawin secara alami atau tampak seperti tidak tahu caranya. Butuh waktu lebih dari satu dekade untuk membuat panda di penangkaran mencoba kawin. Jikalau ada yang berhasil dan memiliki anak, sangat jarang anak panda bertahan hidup hingga mencapai usia dewasa.
Para ilmuwan beranggapan bahwa kurangnya minat untuk kawin mungkin disebabkan oleh kurangnya persaingan untuk mendapatkan betina. Selain itu, karena anak-anaknya diambil dari induknya terlalu dini, ini mungkin membuat anak-anak panda di penangkaran seringkali mati di usia dini.
Jadi, sulitnya pengembangbiakkan panda dapat terjadi karena sempitnya waktu subur panda. Selain itu, panda juga kurang pandai untuk kawin. Jika panda berhasil kawin dan hamil, mereka hanya melahirkan satu atau dua anak dan hanya mampu mengurus satu anak. Di penangkaran, panda bahkan kehilangan minat untuk kawin. Meskipun para petugas membantu mengurus semua anak panda, tetapi sangat jarang anak panda berhasil mencapai usia dewasa.
Referensi
How Stuff Works. Diakses pada September 2024. Why Is it so Hard for Pandas to Get Pregnant?
Mental Floss. Diakses pada September 2024. Why Is it so Hard for Pandas to Get Pregnant?
The Guardian. Diakses pada September 2024. Why are giant pandas so bad at mating?