potret badai yang diambil dari International Space Station (commons.wikimedia.org/NASA/Goddard Space Flight Center)
Sebelum menjawab soal penyebab bentuk bulat pada planet, perlu kita ketahui dulu soal apa yang membentuk planet. Sebenarnya, planet yang ada di luar angkasa muncul saat adanya berbagai material yang melayang, saling berbenturan, sampai akhirnya tertarik hingga membentuk gumpalan. Saat material itu sudah terkumpul cukup banyak, muncul gaya gravitasi yang menahan material-material tersebut supaya tetap ada di tempat yang sama.
Nah, artinya, jawaban singkat soal apa yang bertanggung jawab di balik bentuk planet adalah gravitasi. Ya, planet secara alami memiliki gaya gravitasinya sendiri yang menyelimuti seluruh bagiannya. NASA melansir kalau gravitasi pada planet itu menarik semua bagian yang masuk dalam lingkupnya dari pusat sampai ke sisi, layaknya jari-jari pada roda sepeda.
Nah, gravitasi pada planet terus melontarkan energi yang tarikan yang besar ke arah pusat dan menyebar secara merata ke segala arah permukaan planet. Alhasil, material yang berkumpul itu menghasilkan bentuk bulat jika diobservasi. Ini terjadi bahkan di permukaan yang sebenarnya bisa saja ada bagian yang lebih tinggi, seperti gunung, ataupun rendah, semisal palung. Kasus tarikan itu memang mudah dipahami jika planet yang kita bahas itu tercipta dari mayoritas batuan, semisal Bumi dan Mars. Akan tetapi, bagaimana jika planet itu lebih banyak tersusun oleh material gas, seperti Jupiter dan Saturnus?
Dilansir Carnegie Science, planet gas seperti Jupiter ataupun Saturnus sebenarnya tetap menarik material padat pada fase awal pembentukan mereka. Setelah semakin besar, gravitasi planet gas mampu untuk memerangkap gas hidrogen dan helium yang dapat melemparkan atau menyapu kerikil kecil yang mengandung es di sekitar atmosfer. Uniknya, atmosfer di planet gas itu punya dua bagian berbeda. Adapun, bagian luar cenderung tipis dan bagian dalam jadi lebih tebal.
Tak ada air yang bisa masuk ke dalam permukaan mengingat atmosfer yang tebal itu jauh lebih panas. Alhasil, air yang ada di sekitar planet gas itu hanya ada pada ketinggian tertentu (biasanya di tengah-tengah lapisan permukaan dan atmosfer luar). Sementara, bagian permukaan terus menghasilkan gas dari penguapan air. Hebatnya, gravitasi planet gas, seperti Jupiter dan Saturnus, sangat kuat sampai-sampai gas yang dihasilkan tidak terbang keluar dari lapisan atmosfer luar.