ilustrasi petir menyambar (unsplash.com/Krzysztof Kotkowicz)
Di alam, kilatan petir dan guntur terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dalam badai petir, mengutip dari situs Hong Kong Observatory.
Seseorang di darat melihat kilatan petir sebelum mendengar guntur karena cahaya dengan kecepatan sekitar 300.000.000 meter per detik merambat jauh lebih cepat daripada suara yang bergerak dengan kecepatan 340 meter per detik.
Jika seseorang berjarak 1.000 meter dari badai petir, ia akan melihat kilatan cahaya hampir setelah terjadinya petir karena hanya membutuhkan waktu beberapa mikrodetik.
Sedangkan guntur muncul setelah sekitar 3 detik (1.000 meter dibagi 340 meter per detik).
Sehingga dengan menghitung detik antara kilatan petir dan guntur dan membagi angka tersebut dengan 3, kamu dapat memperkirakan jarak dari badai petir dalam kilometer.
Misalnya, jika mendengar guntur 9 detik setelah melihat kilatan cahaya, badai tersebut seharusnya berjarak sekitar 3 kilometer dari tempatmu.
Namun seandainya melihat kilatan cahaya dan mendengar suara guntur hampir bersamaan, badai tersebut pasti berada sangat dekat dan kamu harus segera mencari perlindungan.
Petir selalu datang disertai guntur. Jika melihat kilatan petir tetapi tidak mendengar suara guntur, kemungkinan besar badai tersebut berada cukup jauh.
Gemuruh petir pasti dibelokkan ke langit. Semakin lama bunyi merambat, maka akan semakin besar pula bunyi yang dibelokkan menjauhi tanah. Biasanya, guntur jarang terdengar melebihi jarak 15 kilometer dari badai.
Jadi, itu adalah jawaban dari pertanyaan kenapa petir datang terlambat. Kesimpulannya, jika suara datang bersamaan dengan petir, artinya badai berada di dekatmu. Tapi jika datang lambat, badai tersebut jauh dari tempatmu.