Kenapa Sungai Gangga Dinobatkan Jadi Salah Satu Sungai Terkotor Dunia?

Bagi masyarakat India, Sungai Gangga merupakan salah satu tempat paling penting di sana. Ada begitu banyak aktivitas masyarakat India yang dilakukan di sana, mulai dari ritual keagamaan, memenuhi kebutuhan air harian, hingga festival kebudayaan setempat sering digelar di atas sungai yang satu ini. Melihat peran pentingnya bagi masyarakat India ditambah dengan kisah keagamaan Hindu yang melatarbelakangi penamaan sungai ini, maka tak heran kalau Sungai Gangga begitu disucikan di sana.
Ada lima anak sungai utama dari Sungai Gangga, yakni Alaknanda, Bhagirathi, Dhauliganga, Mandakini, dan Pindar yang seluruhnya dimulai dari Pegunungan Himalaya selatan, tepatnya wilayah Uttarakhand, India. Secara ukuran, Sungai Gangga memang tak sebesar sungai lain di dunia karena panjangnya yang sekitar 2.510 km, dilansir Britannica. Akan tetapi, aliran sungai yang dimulai dari Himalaya dan berakhir di Teluk Bengal ini jadi rumah bagi lebih dari 650 juta orang beserta keanekaragaman hayati lain yang sulit ditemukan di tempat lain.
Sayangnya, saat ini Sungai Gangga sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Sudah jadi rahasia umum kalau ia jadi salah satu sungai paling tercemar di dunia. Apa saja penyebab di balik kotornya Sungai Gangga? Jawabannya akan dibahas secara tuntas melalui artikel kali ini. Yuk, simak bersama-sama!
1. Pembuangan limbah yang masif dan pengelolaannya yang kurang baik
Sama seperti sungai terkotor lain di dunia, limbah jadi masalah serius yang membuat Sungai Gangga menjadi sangat tercemar. Bayangkan saja, sisa-sisa limbah cair yang ditumpahkan ke sungai ini tiap harinya saja bisa sekitar 3 juta liter, Geographical melansir. Ditambah lagi, dari 3 juta liter limbah cair itu, tak sampai 50 persen mendapatkan pengolahan. Limbah cair yang mendapat pengolahan sebelum dibuang pun belum tentu dikelola dengan baik.
Pembuangan limbah cair di Sungai Gangga bersumber dari limbah rumah tangga maupun industri. Ditambah lagi, masyarakat sekitar sungai juga sering membuang berbagai jenis limbah padat berupa sampah secara langsung ke sana. Ada banyak pula pabrik industri yang tak bertanggung jawab, di mana pabrik-pabrik itu bisa membuang berbagai bahan kimia, sisa bahan pengolahan, limbah tekstil, sampai alat bekas rumah sakit tanpa adanya pengelolaan terlebih dahulu.
2. Banyak jenazah manusia dan bangkai hewan yang mengambang
Polusi yang terjadi di Sungai Gangga tak hanya pencemaran secara langsung pada badan air, tetapi juga aroma tak sedap yang ditimbulkan dari aktivitas manusia. Di sekitar sungai ini, ada banyak rumah pemotongan hewan yang membuang sisa organ ataupun bagian tubuh yang tak diinginkan secara langsung ke sungai. Selain itu, ditemukan pula banyak bangkai hewan di sekitar badan sungai, baik itu karena bangkai hewan yang dibuang atau penghuni sungai yang mati akibat polusi.
Bukan hanya itu, tak jarang kita bisa menemukan jenazah manusia yang mengapung di Sungai Gangga. Dilansir International Pollution Issues, praktik pemakaman dengan melepaskan jenazah ke Sungai Gangga memang dilakukan di India untuk menjalankan tradisi.
Jenazah yang dilepaskan di Sungai Gangga itu tak selalu berupa abu kremasi. Ada pula jasad utuh yang diberi pemberat dan dibiarkan membusuk di dasar sungai. Hasilnya, aroma tak sedap akan selalu terasa kuat, apalagi di daerah Sungai Gangga yang padat dengan penduduk.
Sebenarnya, pemerintah India sudah melarang praktek pelepasan jenazah ke Sungai Gangga mengingat berbagai masalah yang bisa ditimbulkan. Akan tetapi, sejumlah masyarakat kelas bawah yang tinggal di sekitar sungai ini masih tetap melakukan pelepasan jenazah secara diam-diam. Saking mengerikannya, pemandangan jenazah yang dilepaskan di Sungai Gangga, disebutkan kalau banyak anjing liar di sana yang memakan sisa-sisa jenazah yang berakhir ke pinggir sungai.
3. Sungai Gangga kesulitan untuk "membersihkan diri" akibat adanya bendungan
Pencemaran akibat pembuangan limbah manusia memang menjadi masalah besar, tapi masih ada masalah besar yang membuat polusi di Sungai Gangga kian memburuk. Kebanyakan sungai besar sebenarnya bisa "membersihkan diri" sendiri karena sejatinya air yang ada di sungai itu terus mengalir dari hulu ke hilir. Namun, lain cerita untuk Sungai Gangga.
Sungai ini bisa dibilang kehilangan kemampuannya untuk membersihkan diri sehingga polusi kian menumpuk. Selain itu, Gangga juga mulai kesulitan untuk mempertahankan aliran ekologi dan lingkungan atau biasa disebut dengan e-flow (environtmental flow).
Dr. Syed Hussain dari Biodiversity Conservation and Gangga Rejuvenation Program mengatakan kepada National Geographic bahwa laju e-flow di Sungai Gangga terganggu karena aliran airnya sering dibelokkan untuk kepentingan manusia. Air dari sungai ini banyak digunakan untuk lahan pertanian dan irigasi. Itulah kenapa, alirannya belok ke beberapa tempat lain. Kondisi ini makin diperparah dengan kehadiran bendungan di sekitar Sungai Gangga, khususnya pada musim kemarau.
Disebutkan bahwa pada musim kemarau, sekitar 90 persen aliran air Sungai Gangga dialihkan pada bendungan-bendungan demi memperoleh cadangan air. Selain itu, air sungai yang ditampung di bendungan ini juga digunakan untuk keperluan manusia. Semakin besar populasi penduduk di sekitar Sungai Gangga, maka kebutuhan air tersebut akan semakin tinggi. Dengan demikian, Sungai Gangga jadi kesulitan untuk membersihkan segala polusi yang sudah disebutkan sebelum ini secara alami.
4. Kerusakan hutan yang kian memburuk
Sudah jadi rahasia umum kalau sungai dan hutan memiliki hubungan dinamis dalam satu ekosistem. Jika salah satu di antaranya rusak, maka dipastikan bahwa yang satu lagi akan turut terganggu dalam kurun waktu tertentu. Sayangnya, masalah ini ternyata juga dialami oleh Sungai Gangga, terutama seiring dengan pertumbuhan penduduk di India yang sangat pesat.
Dalam artikel ilmiah berjudul, "Ganga River: A Paradox of Purity and Pollution in India due to Unethical Practice" karya D C Jharia dan Anoop Kumar Tiwari, disebutkan bahwa deforestasi atau kerusakan hutan di sekitar Sungai Gangga bahkan sudah terjadi hulu sungai. Selain itu, di sepanjang aliran sungai tingkat deforestasi kian meningkat. Akibatnya, polusi yang sudah memburuk menjadi semakin buruk lagi karena tidak ada penjagaan dari hutan yang seharusnya bisa mengurangi kadar polusi di sekitar aliran sungai.
Dampak dari polusi di Sungai Gangga
Jadi, kita sudah tahu beberapa alasan terkait dengan penyebab Sungai Gangga menjadi salah satu sungai paling berpolusi di dunia. Lantas, untuk dampak yang hampir dipastikan timbul dari pencemaran itu mungkin sudah bisa kita gambarkan di kepala.
Pertama, bagi manusia, menggunakan air dari sungai yang kotor bisa menimbulkan sejumlah penyakit akibat bakteri ataupun material lain yang menempel pada air. Selain itu, aroma yang menyengat membuat siapa pun tak akan betah berlama-lama di sekitar Sungai Gangga. Sekalipun masih banyak orang yang melakukannya, sebenarnya tidak direkomendasikan untuk mandi atau berenang di aliran Sungai Gangga dengan kadar polusi yang ada saat ini.
Tak hanya bagi manusia, polusi di sungai ini pastinya merugikan bagi keanekaragaman hayati yang juga jadi penghuninya. Di Sungai Gangga terdapat beberapa hewan endemik, semisal lumba-lumba sungai gangga (Platanista gangetica) dan buaya gharial (Gavialis gangeticus). Akibat polusi di sungai ini, populasi mereka turut terpengaruh hingga pada tahap terancam punah.
Atas masalah-masalah yang ditimbulkan dari polusi di Sungai Gangga itu, pemerintah India sebenarnya sudah mulai berbenah. Dibantu dengan berbagai pakar dalam bidangnya, upaya pembersihan Sungai Gangga sudah dilakukan secara intensif. Dilansir United Nations Environtment Programme, pemerintah India sudah berinvestasi hingga 4 miliar dolar AS untuk membersihkan Sungai Gangga dari segala sumber polusi yang dilepaskan ke aliran sungai ini.
Selain pembersihan sungai, penanaman hutan seluas 30 ribu hektar sudah dilakukan, di mana target akhir pada 2030 nanti akan ada sekitar 135 ribu hektar lahan yang akan dikembalikan menjadi hutan. Sistem pengelolaan limbah dan mengurangi ekstraksi air dari Sungai Gangga juga jadi langkah yang ditempuh untuk membersihkan kembali sungai paling suci di India ini. Diharapkan kondisi sungai setidaknya dapat menjadi lebih baik sehingga aktivitas seluruh makhluk hidup yang bergantung pada Sungai Gangga dapat berlangsung dengan baik dan sehat.