Gajah Sumatera (commons.wikimedia.org/CEphoto, Uwe Aranas)
Banyak informasi tentang satwa liar disebarkan melalui media sosial tanpa verifikasi. Dalam banyak kasus, klaim tentang “hewan langka” hanya berdasarkan foto atau narasi viral, tanpa disertai data ilmiah. Padahal, informasi seperti ini bisa membentuk opini publik yang salah, dan menyulitkan upaya edukasi di kemudian hari. Kurangnya budaya cek fakta memperparah penyebaran informasi yang tidak akurat mengenai hewan endemik ini.
Sikap skeptis dan kritis terhadap informasi juga sangat dibutuhkan, apalagi dalam isu lingkungan yang cukup sensitif. Dengan terbiasa memeriksa sumber, masyarakat bisa ikut berperan dalam penyebaran edukasi yang benar. Ini bukan hanya soal mengenali istilah, tetapi juga soal tanggung jawab sebagai individu yang terhubung dengan ekosistem tempat hidupnya.
Membedakan antara hewan endemik dan spesies langka bukanlah perkara sepele. Kesalahan saat mengartikan hewan endemik vs spesies langka bisa berdampak besar terhadap cara masyarakat memperlakukan alam dan bagaimana kebijakan dilaksanakan. Edukasi yang tepat, penyampaian informasi yang akurat, serta kemampuan berpikir kritis menjadi kunci agar kekayaan hayati Indonesia tidak hanya dikenal, tetapi juga dijaga dengan cara yang benar.
Referensi:
"Endangered Species". National Geographic Education. Diakses pada Juli 2025.
"What is the difference between endemic and endangered species?". Doubtnut. Diakses pada Juli 2025.
"The value of endemic species for conservation". SpringerLink. Diakses pada Juli 2025.
"Endemic species". Britannica. Diakses pada Juli 2025.