Kisah Hidup Theodore Roosevelt yang Syarat akan Petualangan

Theodore Roosevelt, presiden Amerika Serikat ke-26, memainkan banyak peran dalam hidupnya. Teddy panggilan akrabnya, adalah seorang pahlawan perang dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian. Dia merupakan orang yang suka memburu hewan sekaligus seorang konservasionis. Dia juga merupakan seorang atlet dan seorang intelektual yang giat belajar.
Seorang bangsawan New York serta seorang legislator, komisaris, sekretaris angkatan laut, gubernur, wakil presiden, dan presiden. Hampir sepanjang hidupnya, Theodore Roosevelt menjalani kehidupan yang sangat sibuk, tapi memang begitulah minatnya. Semua gelar tersebut pun tidak dapat menggambarkan betapa serunya hidup sang Singa Tua. Berikut adalah beberapa kisah hidup Theodore Roosevelt yang cukup keren dan bisa dibilang gila.
1. Theodore Roosevelt menciptakan gaya bertarungnya sendiri untuk menyembuhkan asma yang dideritanya
Theodore Roosevelt dikenal sebagai salah satu presiden Amerika yang paling maskulin, karena kecintaannya pada olahraga, petualangan, alam bebas, dan aktivitas cowok lainnya. Ia percaya, jika ingin hidup bahagia dan sukses, seseorang harus bekerja keras dan melakukan kegiatan positif tanpa henti. Filosofi ini pernah ia uraikan dalam salah satu pidatonya yang paling terkenal tahun 1899, The Strenuous Life.
Namun, Theodore Roosevelt tidak mungkin bisa sesukses itu jika bukan karena masa lalunya. Seperti yang dijelaskan oleh Vice, Theodore Roosevelt menderita asma yang parah saat masih kecil. Akibatnya, dia sering sakit-sakitan dan tubuhnya pun lemah. Hal ini juga membuatnya menjadi penakut dan sering dirundung teman-temannya.
Akan tetapi, setelah melakukan perjalanan bersama ayahnya ke Pegunungan Alpen, asmanya jadi jarang kambuh. Oleh karena itu, dia menghabiskan waktunya untuk terus melakukan aktivitas fisik sembari melatih tubuhnya. Roosevelt pun tertarik dengan tinju, yang ia ikuti saat berada di Universitas Harvard (walaupun bukan untuk tim resmi), dan juga merambah campuran olahraga gulat dan judo, yang akhirnya menciptakan bentuk pertarungannya sendiri yang sekarang menjadi MMA, hampir satu abad kemudian.
2. Theodore Roosevelt memiliki museum taksidermi sendiri saat masih anak-anak
Theodore Roosevelt sangat menyukai alam liar. Itulah sebabnya, saat menjadi presiden, dia fokus dalam bidang konservasi dan meningkatkan perlindungan federal terhadap lahan publik dan satwa liar. Roosevelt juga mendirikan dinas kehutanan dan mendirikan banyak taman nasional, cagar alam, hutan nasional, suaka burung, dan monumen nasional. Kasih sayangnya terhadap hewan itulah yang membuat boneka beruang dinamai seperti nama panggilannya, Teddy. Meskipun Theodore Roosevelt suka memburu hewan, tapi sebagian besar ekspedisi perburuannya terkait dengan studi ilmiah dan upaya konservasi.
Kecintaannya pada alam bermula di usia tujuh tahun, ketika dia melihat bangkai anjing laut di pasar dekat rumahnya. Theodore Roosevelt lalu meminta izin mengambil kepala anjing laut untuk di taksidermi (diawetkan). Roosevelt pun mulai memburu dan mengawetkan lebih banyak hewan, yang dia kumpulkan di dalam "Museum Sejarah Alam Roosevelt", yang dia ciptakan sendiri. Pada usia 12 tahun, Roosevelt menyumbangkan semua hewan yang dia awetkan ke museum. Pada awal usia 20-an, Roosevelt menyumbangkan lebih dari 600 kulit burung yang diawetkan kepada Smithsonian.
3. Theodore Roosevelt kehilangan ibu dan istrinya dalam waktu yang berdekatan
Seperti yang dijelaskan History, pada tahun 1884, di usia ke-26 tahun, Theodore Roosevelt bertugas di badan legislatif negara bagian New York City. Dua hari sebelumnya, istrinya yang bernama Alice Hathaway Lee, yang dinikahi Roosevelt pada ulang tahunnya yang ke-22, melahirkan seorang putri bernama Alice Lee Roosevelt. Namun, pada tanggal 14 Februari 1884, Roosevelt diberitahu bahwa ibunya meninggal dunia akibat demam tifoid. Tragisnya, sebelas jam kemudian di rumah yang sama, istri Roosevelt meninggal karena gagal ginjal yang tidak terdiagnosis sebelum kehamilannya.
Theodore Roosevelt sangat terpukul karena kehilangan ibu beserta istrinya hanya dalam waktu beberapa jam saja. Teddy menulis dibuku hariannya, "Cahaya telah padam dari hidupku." Diliputi kesedihan, Theodore Roosevelt menitipkan bayinya kepada saudara perempuannya. Tiga tahun kemudian, Roosevelt kembali membawa putrinya, Alice, untuk dia besarkan.
Pada saat Theodore Roosevelt berada di Gedung Putih, Alice menjadi selebritas dadakan karena sifatnya yang blak-blakan dan susah diatur. Alice selalu mencari perhatian dengan kelakuannya yang bikin banyak orang geleng-geleng kepala. Dalam satu contoh setelah ayahnya menjabat, Alice dilarang masuk Gedung Putih pada masa jabatan William Howard Taft karena dia mencuri lalu mengubur boneka voodoo milik ibu negara Helen Herron Taft di halaman Gedung Putih.
4. Pensiun sementara dari dunia politik untuk menjadi koboi
Keberhasilan Theodore Roosevelt sebagai legislator New York membuat Roosevelt berkampanye selama pemilihan presiden tahun 1884, memperjuangkan kandidat progresif di Konvensi Nasional Partai Republik. Namun, politik di Amerika sempat mengalami kekacauan. Hal ini membuatnya kehilangan dukungan dari para reformis lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Theodore Roosevelt Center, dengan semua karut-marut ini, Roosevelt pensiun sementara dari dunia politik dan pergi ke Badlands di North Dakota, di mana dia telah membeli sebidang tanah pada tahun 1883, untuk menenangkan diri atas kesedihan yang dialaminya setelah kehilangan istri dan ibunya. Selain itu, Roosevelt merasa ketakutan jika perbatasan Amerika akan hilang selamanya. Jadi, dia ingin menjadi seorang koboi sejati selagi masih memiliki kesempatan.
Saat berada di Dakota, Theodore Roosevelt kembali mengukir prestasi dengan menghentikan penyerbuan, mengumpulkan ternak selama berbulan-bulan, menangkap perampok dan pencuri, dan mengalahkan seorang sniper yang mabuk dan membuat kekacauan di sebuah bar. Hal ini menandakan bahwa Roosevelt berhasil menjadi koboi sejati. Setelah dia merasa puas di Dakota, Theodore Roosevelt menjual sebagian besar tanah peternakannya dan kembali ke New York pada akhir tahun 1880-an.
5. Theodore Roosevelt memiliki musuh saat diangkat ke komisi Layanan Sipil AS
Sekembalinya dari Old West pada tahun 1886, Theodore Roosevelt menikah dengan istri keduanya, Edith Kermit Carow. Setelah itu, Roosevelt kembali mengakar dalam dunia politik. Para pemimpin Partai Republik memintanya untuk mencalonkan diri sebagai walikota New York City, dan dia menyetujuinya.
Pidato kampanyenya yang berkesan untuk mendukung calon presiden Benjamin Harrison pada pemilu tahun 1888 membuatnya mendapat dukungan dari Partai Republik dan dia diangkat ke komisi Layanan Sipil AS. Secara umum, pekerjaan ini dikenal sebagai pekerjaan santai. Namun, Roosevelt tidak mau berdiam diri tanpa melakukan kegiatan apapun. Ia pun akhirnya merombak sistem pelayanan sipil.
Theodore Roosevelt juga mengupayakan reformasi dengan semangat anti-korupsi yang menjadi ciri khasnya. Ia dengan antusias memberantas penipuan dan penyalahgunaan wewenang. Ironisnya, hal ini membuat dia bentrok dengan para pemimpin partai yang mendukung pengangkatannya. Apalagi Roosevelt dengan berani menyerukan penangkapan pegawai pos yang membeli suara untuk Benjamin Harrison, orang yang menunjuk Roosevelt sebagai Komisaris Pelayanan Sipil di tempat pertama.
6. Demonstrasi terhadap kebijakan Theodore Roosevelt yang ditunggangi musuh politiknya
Reputasi Theodore Roosevelt sebagai seorang reformis dan sifat agresifnya, membuatnya diangkat kembali sebagai Komisaris Pelayanan Sipil pada tahun 1892. Terlebih lagi, reputasi ini membuat dia diangkat ke posisi dewan Komisaris Polisi Kota New York. Kepolisian New York pada saat itu sangatlah korup dan dipenuhi dengan kasus suap. Akan tetapi, tidak ada orang yang berani memberantasnya kecuali Theodore Roosevelt.
Dikutip laman ThoughtCo., pemberantasan korupsi yang dilakukan Roosevelt membawanya ke dalam konflik besar dengan ketua politik yang berkuasa di New York pada saat itu. Roosevelt bahkan menerima dua bom surat. Selain institusinya yang merekrut petugas polisi berdasarkan prestasi dan bukan afiliasi politik, Roosevelt juga menutup salon yang menjual alkohol pada hari Minggu. Padahal, ini menjadi satu-satunya tempat di mana banyak pekerja bisa nongkrong dan bersantai di hari libur.
Musuh politik Roosevelt yang korup memanfaatkan kemarahan masyarakat untuk memimpin protes besar-besaran terhadap Roosevelt, tapi hal ini justru menjadi bumerang. Tanggapan Roosevelt atas protes masyarakat terhadapnya justru membuat reputasinya semakin baik. Di tahun 1893, Roosevelt mendapatkan banyak dukungan berkat caranya menangani gelombang panas politik di kota New York.
7. Pasukan perang yang dibentuk Theodore Roosevelt untuk bertempur di bukit San Juan
Sebagai asisten sekretaris Angkatan Laut AS, Theodore Roosevelt sangat mendukung kemerdekaan Kuba dari Spanyol, dan dia bersedia berperang dengan Kekaisaran Spanyol untuk mendapatkannya. Saat itu, dilaporkan bahwa kapal perang bernama USS Maine meledak secara misterius di Pelabuhan Havana (belum terbukti secara pasti siapa pelakunya). Ledakan kapal USS Maine yang menewaskan 262 pelaut di dalamnya, dinyatakan sebagai tindakan perang Spanyol. Akibatnya, Perang Spanyol-Amerika tercetus pada tahun 1898 dan berlangsung selama sepuluh minggu. Konflik singkat ini membuat Theodore Roosevelt disorot banyak pihak.
Seperti yang dijelaskan oleh National Park Service, saat perang dimulai, Theodore Roosevelt malah mengundurkan diri dari jabatannya di Angkatan Laut AS dan membentuk resimen sukarelawan untuk berperang di Kuba. Menyortir lamaran dari puluhan ribu sukarelawan, Roosevelt membentuk pasukan yang terdiri dari atlet Liga Ivy, pemain polo, koboi, penduduk asli Amerika, penambang, pencari emas, dan pemburu yang kemudian dikenal sebagai Rough Riders. Rough Riders-lah yang menjadi sangat terkenal di bawah kepemimpinan Theodore Roosevelt di Kettle Hill di San Juan Heights. Di sini, Theodore Roosevelt (satu-satunya anggota unit kavalerinya yang menunggang kuda) memimpin serangkaian serangan yang sukses di atas Bukit San Juan. Theodore Roosevelt menyatakan dengan tegas bahwa hari itu adalah hari terbesar dalam hidupnya.
8. Theodore Roosevelt dinobatkan menjadi presiden saat sedang mendaki gunung
Dinobatkan sebagai pahlawan perang, Theodore Roosevelt diminta untuk mencalonkan diri sebagai gubernur New York oleh ketua partai yang sama yang memimpin protes terhadapnya sebagai komisaris polisi. Theodore Roosevelt menang dengan selisih 17.000 suara. Namun demikian, para pimpinan partai tersebut menekan anggota Partai Republik untuk mencalonkan Theodore Roosevelt sebagai pasangan Presiden William McKinley pada pemilu tahun 1900 setelah kematian wakil presiden sebelumnya. Theodore Roosevelt enggan menerima tawaran tersebut, tapi dia memenangkannya dengan suara bulat.
Lalu, muncullah Pameran Pan-Amerika pada tahun 1901. Pameran ini adalah Pameran Dunia di Buffalo, New York, yang memamerkan inovasi-inovasi abad ke-20. William McKinley ada di sana untuk memberikan pidato, tetapi McKinley ditembak oleh anarkis Leon Czolgosz. Saat dilarikan ke rumah sakit, kondisi McKinley masih bisa tertolong.
Theodore Roosevelt sendiri memutuskan untuk kembali berkemah di Adirondacks setelah menjenguk McKinley. Namun, seminggu kemudian, kondisi McKinley semakin memburuk, dan dia dinyatakan meninggal dunia. Theodore Roosevelt akhirnya diutus menjadi presiden saat ia sedang mendaki gunung.
9. Presiden paling aktif dalam sejarah AS
Masa kepresidenan Theodore Roosevelt terkenal karena reformasinya yang berani, kebijakan progresifnya yang memperlihatkan kemajuan di bidang usaha dan keselamatan kerja, upaya konservasinya, perluasan kekuatan angkatan laut Amerika Serikat untuk melindungi kerajaan kolonial yang baru diperolehnya, pembangunan Terusan Panama, dan upayanya untuk mewujudkan "Square Deal" bagi setiap warga Amerika, baik kaya maupun miskin. Namun, meski semua itu terealisasikan, hal ini tidak membuat Roosevelt tinggi hati.
Theodore Roosevelt tetap menjalani hidup dengan sederhana di alam terbuka, bahkan saat ia tinggal di Gedung Putih. Saat naik kapal pesiar kepresidenan untuk berlayar di Sungai Potomac, dia suka berenang di sungai itu untuk menenangkan diri. Roosevelt juga melakukan latihan tembak di Rock Creek Park, tempat di mana ia suka mendaki dan memanjat tebing.
Menjadi presiden tidak mengurangi keinginannya untuk berlatih tinju. Theodore Roosevelt sering bertanding melawan mantan petarung profesional sampai-sampai mata kirinya hampir buta. Saat berhenti bertinju, Roosevelt justru mempelajari judo, olahraga yang membuatnya mendapatkan sabuk coklat tingkat tiga.
10. Theodore Roosevelt hampir meninggal di Amazon
Theodore Roosevelt adalah presiden yang sangat populer dan relatif cukup muda di masa jabatan keduanya. Namun, Roosevelt berjanji untuk tidak mencalonkan diri ketiga kalinya. Dia memilih William Howard Taft sebagai penggantinya. Roosevelt lalu fokus bersafari selama setahun di Afrika. Namun, William Howard Taft keluar dari kebijakan progresif Roosevelt. Sang Singa Tua memutuskan untuk mencalonkan diri dan melawan Taft sebagai kandidat pihak ketiga, sehingga membentuk Partai Progresif alias Bull Moose Party. Saat berkampanye, di sinilah Theodore Roosevelt ditembak, namun berhasil selamat.
Walaupun demikian, Roosevelt dan Taft dikalahkan oleh Woodrow Wilson. Oleh karena itu, Theodore Roosevelt memilih untuk mengajak putra dan beberapa anggota partainya menjelajahi salah satu bagian paling mematikan di Amazon, yaitu anak sungai Amazon yang belum dipetakan, dan dikenal sebagai "River of Doubt". Dalam penjelajahan ini, banyak anggota partainya yang meninggal.
Theodore Roosevelt sendiri terkena infeksi yang sangat parah hingga ia harus kehilangan seperempat berat badannya. Roosevelt meminta timnya untuk meninggalkannya agar tidak memperlambat perjalanan mereka, tetapi putranya menolak. Meskipun kakinya mengalami infeksi dan peluru masih ada di dadanya, Roosevelt mencoba untuk berjuang dan nyaris tidak selamat.
11. Theodore Roosevelt ingin ikut berperang dalam Perang Dunia I
Theodore Roosevelt memutuskan untuk berperang dalam Perang Dunia I pada usia 58 tahun. Melansir kabar majalah Smithsonian, hubungan antara Theodore Roosevelt dan Woodrow Wilson menjadi renggang. Pasalnya, Wilson berhasil mengalahkan Roosevelt dalam pemilu presiden pada tahun 1912, tetapi Roosevelt terkesan dengan beberapa reformasi Wilson yang lebih progresif.
Namun, pahlawan Perang Spanyol-Amerika ini tidak mendukung kebijakan awal Wilson terkait Perang Dunia Pertama. Ini karena, pada tahun 1917, Amerika memasuki perang, dan Roosevelt ingin mendapatkan dukungan dari Wilson. Roosevelt ingin membentuk kembali Rough Riders, yang hampir 20 tahun setelah tugas bersejarahnya di San Juan Hill.
Dalam pertemuannya dengan Wilson di Gedung Putih, Roosevelt meminta izin untuk menjadi komandan divisi sukarelawan di Angkatan Darat dan menjadi bagian dari pasukan ekspedisi ke Prancis. Roosevelt menekan menteri perang untuk mengizinkan rencananya ini dan bahkan melobi Kongres untuk mengesahkan undang-undang yang mengizinkan divisi sukarelawan yang dibentuk secara pribadi untuk berperang bersama tentara reguler di Eropa. Kongres akhirnya memberi wewenang kepada Theodore Roosevelt untuk membentuk empat divisi. Akan tetapi, Wilson malah membentuk Pasukan Ekspedisi Amerika sendiri tanpa Roosevelt. Theodore Roosevelt pun merasa dikhianati dan tidak mau memaafkan Wilson atas kejadian ini.
12. Kematian Theodore Roosevelt
Theodore Roosevelt berniat untuk mencalonkan diri sebagai presiden lagi pada tahun 1920 setelah masa jabatan kedua Woodrow Wilson. Partai Republik juga mengharapkan Theodore Roosevelt untuk mencalonkan diri setelah perselisihannya dengan William Howard Taft. Namun, seperti yang dijelaskan oleh Pusat Konstitusi Nasional AS, Theodore Roosevelt meninggal mendadak saat dia sedang tidur di usia 60 tahun, pada bulan Januari 1919.
Kondisi fisiknya memang sudah memburuk karena perjalanannya ke Amazon. Ditambah lagi setelah putranya, Quentin, meninggal dalam perang. Diyakini bahwa terjadi penyumbatan pembuluh darah di paru-paru Theodore Roosevelt yang membuatnya meninggal dunia.
Namun, pada tahun 1920, sepupu Theodore Roosevelt, yang bernama Franklin Delano Roosevelt, mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden dalam pemungutan suara Partai Demokrat. Saat itu, Franklin kalah dari kandidat kompromis dari Partai Republik, Warren G. Harding. Namun, pada tahun 1933, Franklin Delano Roosevelt berhasil menjadi presiden pertama yang melanjutkan reformasi progresif sepupunya, dan mengubah Square Deal Theodore menjadi New Deal.
Banyaknya gelar yang disematkan kepada bapak mantan presiden AS Theodore Roosevelt memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Keberanian, ketegasan, dan kemandiriannya, menjadikan sosoknya sangat populer. Theodore Roosevelt menjadi presiden yang dibenci sekaligus dikagumi oleh banyak orang. Dia pun menjadi salah satu presiden termasyhur dalam sejarah Amerika.