Sesungguhnya, agak sulit untuk menemukan kalimat-kalimat yang bermakna dan dapat dikutip selama kehidupan Mary I. Semua ini akibat masa pemerintahannya yang singkat dan sifatnya yang cenderung tertutup. Namun, dari berbagai literatur yang ada, ternyata dapat ditemukan 3 ucapan dari Mary I yang sampai hari ini selalu dikenang.
1. "When I am dead and opened, you shall find Calais lying in my heart."
Ketika saya mati dan tubuh saya terbuka, kamu akan menemukan Calais terbaring di hati saya.
Calais sesunggunya merupakan sebuah kota pelabuhan yang sangat bermakna bagi Inggris. Kota Calais merupakan pintu gerbang perdagangan bagi semua komoditas berharga di masa itu, misalnya wol, kain, perak, emas, dan sebagainya.
Inggris menguasai Calais sejak masa pemerintahan Raja Edward III yang merebut kota itu dari Perancis pada tahun 1347. Begitu berpengaruhnya Calais, sehingga sering diibaratkan sebagai "Satu Permata Di Atas Mahkota Inggris".
Tetapi, Prancis kembali merebut Calais dari tangan Inggris di tahun 1558, tahun di mana Mary I berkuasa sebagai Ratu Inggris. Kehilangan Calais merupakan pukulan yang sangat berat bagi Mary I sehingga ia menyampaikan kalimat tersebut.
2. "Her majesty, being now in possession of her imperial crown and estate pertaining to it, cannot forsake that faith that the whole world knows her to have followed and practiced since her birth; she desires, rather, by God's grace, to preserve it till her death; and she desires greatly that her subjects may come to embrace the same faith quietly and with charity, whereby she shall receive great happiness."
Konteks kalimat ini sesungguhnya muncul karena pertikaian antara agama Protestan dan Katolik.
Sebagai seorang Katolik yang taat, Ratu Mary I berupaya untuk mengembalikan kejayaan agama Katolik di Inggris dan ini yang kemudian mendapatkan tentangan dari para kaum agamawan dan birokrat pada masa itu. Tidak heran jika masa pemerintahan Mary I sangat singkat.
3. "And I say to you, on the word of a Prince, I cannot tell how naturally the mother loveth the child, for I was never the mother of any; but certainly, if a Prince and Governor may as naturally and earnestly love her subjects as the mother doth love the child, then assure yourselves that I, being your lady and mistress, do as earnestly and tenderly love and favour you. And I, thus loving you, cannot but think that ye as heartily and faithfully love me."
Kalimat di atas disampaikan oleh Mary I untuk merebut hati rakyatnya setelah ia menjadi penguasa Inggris.
Mary I berkuasa atas Inggris dengan cara yang penuh dengan kekerasan. Ia menguasai Inggris dengan cara membunuh orang-orang Protestan yang berpengaruh dan berkuasa pada masa itu.
Ucapan Mary bertujuan untuk menggambarkan kecintaannya terhadap Inggris. Sang ratu harus menunjukkan seluruh komitmennya untuk mencapai kejayaan Inggris, sekalipun harus mengorbankan orang-orang yang menjadi penghalang.
Nah, itu dia beberapa fakta Ratu pertama Inggris yang dijuluki Bloody Mary yang hanya bertahta selama 5 tahun.