Bill Clinton (kiri) dan George H. W. Bush (kanan). theatlantic.com
Wakil Reagan, George H. W. Bush, menjadi Presiden AS ke-41 setelah mengalahkan Michael Dukakis pada Pemilu AS 1988. Namun, Bush ditaklukkan pada Pemilu AS 1992 oleh Bill Clinton untuk menjadi Presiden AS ke-42. Mengikuti jejak Jackson pada van Buren, Bush pun ingin transisi yang mulus dan penuh haru.
Jadi, pada 1993, Bush pun meninggalkan secarik "surat perpisahan" yang menyentuh hati untuk Bill di Kantor Oval Gedung Putih. Beginilah isi surat tersebut:
"20 Jan 1993
Untuk Bill,
Saat saya masuk ke kantor ini sekarang, saya merasakan rasa kagum dan hormat yang sama seperti yang saya rasakan empat tahun lalu. Saya yakin Anda akan merasakannya juga.
Saya harap Anda bisa bahagia di sini. Saya tidak pernah merasakan kesepian seperti yang dijelaskan beberapa Presiden terdahulu.
Akan datang masa-masa yang sangat sulit, diperparah oleh berbagai kritik yang bisa dibilang tidak adil. Saya memang bukan orang yang baik untuk memberi nasihat, tetapi jangan biarkan kritik tersebut membuat Anda patah semangat atau menyimpan dari jalan Anda sekarang.
Ketika Anda membaca catatan ini, Anda akan menjadi Presiden kami. Saya berharap Anda baik-baik saja. Saya berharap keluarga Anda baik-baik saja.
Kesuksesan Anda sekarang adalah kesuksesan negara kami. Aku mendukungmu.
Semoga berhasil - George"
Saat George wafat pada 2018, suratnya untuk Clinton menjadi viral dibagikan oleh istrinya Hillary Clinton. Clinton pun melakukan hal yang sama, dan diteruskan oleh keturunan George, George W. Bush selaku Presiden AS ke-43, dan Barack Obama selaku AS Presiden ke-44.
Presiden AS Joe Biden dan wakil presiden Demokrat, Kamala Harris melakukan selebrasi di depan Chase Center di Wilmington, Amerika Serikat, Kamis (20/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)
Itulah 8 kisah transisi Presiden AS yang berlangsung damai tanpa ada konflik. Jikalau pun tidak berhasil menang menuju periode ke-2, sudah sepantasnya seorang pemimpin memastikan negara tetap bersatu, bukan menjadi kubu-kubu hanya karena pemilu!
Kembali lagi ke 2020 setelah Joe Biden menang dari Donald Trump untuk menjadi Presiden AS ke-46 mulai 2021. Dari transisi pemerintahan AS di masa lalu, bukankah seharusnya transisi berlangsung mulus? Selain membuktikan kualitas diri, transisi pemerintahan yang mulus mencegah perpecahan suatu negara karena ambisi pribadi.