potret lukisan Samuel de Champlain (1567—1635) (commons.wikimedia.org/Baron H de Holmfeld)
Seperti yang mungkin kita ketahui, Amerika Utara menjadi dermaga pendaratan pemukim Eropa pada masa lalu. Sejak tahun 1600-an, orang-orang Eropa ini mengaku pernah melihat Bigfoot. Pemukim Eropa ini menganggap bahwa makhluk ini jauh lebih menakutkan daripada apa yang diyakini oleh penduduk asli.
Salah satu tulisan sejarah yang paling populer di kalangan pencinta kriptozoologi (pencari keberadaan hewan mitologi yang belum terbukti) adalah sebuah tulisan tahun 1604 berjudul The Voyages and Explorations of Samuel de Champlain, 1604-1616, dari navigator Prancis, Samuel de Champlain. Tulisan tersebut dengan gamblang menggambarkan monster menakutkan yang disebut Gougou. Meskipun Champlain mengatakan bahwa Gougou adalah binatang buas yang sangat besar, melahap manusia, dan mengeluarkan suara yang mengerikan, uraiannya cukup membingungkan sehingga bisa saja berwujud makhluk lain, selain Bigfoot. Namun, Champlain sendiri menganggap bahwa Gougou adalah sejenis iblis, seperti yang diyakini orang Eropa tentang fenomena aneh saat itu.
Ketika Dunia Baru semakin terjajah, laporan penampakan makhluk mirip Bigfoot terus terjadi. Pada tahun 1811, penjelajah bernama David Thompson yang sedang mendaki Pegunungan Rocky menemukan beberapa jejak kaki yang sangat besar. Karena penasaran, dia mengikutinya sejauh hampir 91 meter sebelum jejak itu akhirnya hilang di jalan setapak.
Salah satu cerita terheboh muncul di koran British Columbia edisi Juli 1884 bernama Daily Colonist—sekarang diarsipkan secara daring. Surat kabar itu melaporkan penangkapan yang diduga Bigfoot kecil yang mirip kera bernama Jacko. Apakah Jacko seorang Bigfoot atau hanya sebuah tipuan? Terlepas dari laporan itu, Jacko kecil tidak pernah dilaporkan lagi.