Nyata atau Mitos Belaka, 10 Kontroversi Keberadaan Bigfoot

Setiap belahan dunia memiliki legendanya sendiri. Di Amerika Serikat dan Kanada, ada makhluk mitologi berkaki dua dan berbulu yang bernama Bigfoot. Kera besar ini digadang-gadang suka berkeliaran di hutan dan memiliki tinggi yang mencapai 9 meter. Bigfoot ini diduga pernah tertangkap kamera.
Terlepas dari apakah makhluk ini nyata atau tidak, banyak orang yang mengaku pernah melihat Bigfoot, bahkan hampir berabad-abad lamanya. Bigfoot dianggap pernah muncul di banyak budaya dan wilayah. Sampai-sampai, orang yang paling tidak percaya sekalipun harus dibuat kebingungan. Apa pun yang terjadi, Bigfoot adalah salah satu ikon terbesar di Amerika Utara, lho. Inilah kisah kontroversi tentang keberadaan Bigfoot.
1. Sasq'ets menjadi bagian penting dalam budaya suku asli Amerika
Salah satu bagian paling menarik dari mitologi Bigfoot adalah fakta bahwa sosok tinggi dan berbulu ini ada dalam mitologi masyarakat adat Amerika Utara. Suku Sioux, misalnya, meyakini sosok kuat dan kekar yang mereka sebut Chiye-Tanka atau "Kakak Tua". Suku Cheynne juga memiliki kisah tentang "Pria Berbulu" yang suka mengasingkan diri di hutan bernama Maxemista, yang mungkin memainkan peran kunci dalam kisah penciptaan Bigfoot. Bahkan, istilah sasquatch yang sekarang dikenal hanyalah sebuah asimilasi budaya dari nama Halkomelem, Sásq'ets.
Setiap suku yang berbeda memiliki pandangannya masing-masing tentang sosok Bigfoot. Akan tetapi, sebagian besar dari suku-suku ini tidak menganggap bahwa makhluk itu mengerikan, agresif, atau jahat. Sebaliknya, seperti yang dijelaskan oleh Indian Country Today, sosok Bigfoot dalam banyak mitologi suku di Amerika Utara adalah penjaga yang lemah lembut dan pelindung, yang disebut "Penjaga Bumi". Selama berabad-abad, seiring berkembangnya legenda Bigfoot, penduduk asli Amerika di Oregon menganggap Bigfoot sebagai bagian penting dari budaya dan sejarah mereka.