Buku Mein Kampf karya Adolf Hitler (sites.psu.edu)
Gabungan dari buku Il Principe, Protocols of the Elders of Zion, dan Pivot of Civilization, pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler, menguraikan rencana antisemitisme-nya untuk "Jerman Baru" yang tanpa kaum Yahudi, dan perang melawan Prancis serta Rusia untuk perluasan Jerman dalam bukunya, Mein Kampf atau "Perjuanganku".
Diduga, Hitler terinspirasi juga dari buku The Crowd: A Study of the Popular Mind (1865) oleh Gustave Le Bon yang menganggap propaganda sebagai pengendali massa paling ampuh. Dalam Mein Kampf, Hitler berbicara mengenai "perjuangan antisemitisme-nya" membasmi niat jahat kaum Yahudi dalam mendominasi dunia dan mendirikan tatanan dunia di mana hanya ras murni nan unggul yang memimpin.
Buku yang dijuluki "Alkitab Nazi" ini rilis saat Hitler masih belum berstatus pemimpin Jerman, sehingga diabaikan begitu saja. Namun, setelah jadi pemimpin Nazi dan Jerman, Mein Kampf laris manis dengan 10 juta eksemplar terjual. Pada 2003, buku sekuel dari Mein Kampf, Zweites Buch atau "Buku Kedua", dirilis untuk memaparkan kelanjutan rencana Hitler untuk menaklukkan AS dan Britania Raya demi dominasi dunia.
Ilustrasi bersantai (Pexels/Hoang Bin)
Buku seharusnya mencerdaskan bangsa, bukannya memberi bahan bakar pada kebencian terhadap sesama. Namun, buku-buku yang termasuk dalam daftar ini tidak memenuhi tugas utamanya. Malah, karena buku-buku tersebut, nyawa manusia bisa dikorbankan demi kepentingan pribadi.
Itulah 7 buku kontroversial yang membuat gempar dunia, dari yang memulai perburuan terhadap penyihir hingga yang membunuh hampir 6 juta kaum Yahudi. Dari buku-buku tersebut, mana yang pernah kamu lihat atau kamu baca? Hati-hati, segera jernihkan pikiran agar tidak melenceng ke mana-mana!