buaya nil/C. niloticus di Le Bonheur Crocodile Farm, Afrika Selatan (wikimedia.org)
Seperti kuda nil, buaya nil (Crocodylus niloticus) adalah hewan amfibi yang dipuja sekaligus ditakuti oleh masyarakat Mesir Kuno. Alasannya pun sama, yaitu karena buaya nil dapat menyerang secara agresif. Namun, kekuatan itulah yang membuat masyarakat Mesir Kuno kagum dan memujanya agar terhindar dari bahaya.
Di kepercayaan Mesir Kuno, buaya adalah lambang Dewa Perang Sobek dan dipuja di Shedet (dulu disebut Κροκοδειλόπολις/Krokodilopolis yang berarti "Kota Buaya) dan Kom Ombo, Mesir Hulu, sebagai simbol kekuatan. Biasanya, kuil Dewa Sobek memiliki kolam berisi buaya, dan jika buaya tersebut mati akan dijadikan mumi dan dikubur.
Selain Sobek, buaya juga adalah perlambangan Dewi Ammet, dewi yang berbadan kuda nil, berkaki singa, dan berkepala buaya. Saat "menimbang hati" di Duat, Ammet akan memakan hati orang yang jahat, sehingga mereka tak bisa melanjutkan perjalanan ke alam baka.
Itulah beberapa hewan yang terkenal di peradaban Mesir Kuno. Selain lambang Dewa dan Dewi, hewan-hewan ini juga dihormati karena gaya hidupnya dan fisiknya serta ditakuti karena keganasannya. Mana yang ingin kamu jadikan peliharaan di rumah?