Selalu menarik untuk membicarakan makhluk-makhluk misterius yang ada dalam mitologi atau budaya. Penggambarannya yang tampak aneh dan sangat surealis, seperti anjing berkepala tiga dan lain sebagainya, sering diperdebatkan apakah dulu memang pernah benar-benar ada atau itu hanya sekadar simbolisasi belaka.
Satu isu yang ramai dibicarakan saat ini tentang makhluk-makhluk misterius tersebut adalah persoalan penggambaran malaikat. Kamu tahu kalau malaikat sering digambarkan dengan sosok orang bersayap putih, yang anggun, dan rupawan. Padahal dalam pendeskripsiannya sosok malaikat tidak sepenuhnya seperti itu. Beberapa di antaranya malahan terbilang cukup aneh. Setidaknya itu yang digambarkan dalam teologi Kristiani.
Punya arti sebagai si pembawa pesan, penggambaran malaikat Kristiani yang terkenal datang dari tulisan berjudul De Coelesti Hierarchia atau Hierarki Surgawi. Tulisan Dionysius si Pseudo-Areopagite itu tak hanya menyebutkan bagaimana sosoknya, tetapi juga menjabarkan jika mereka memiliki jabatan tersendiri. Jabatan itu terbagi menjadi tiga, yaitu tingkat pertama, tingkat kedua, dan tingkat ketiga.
Malaikat tingkat pertama dikatakan sebagai malaikat yang melayani langsung Tuhan. Ibaratnya seperti pelayan terpercaya yang selalu di sisi tuannya. Sedangkan tingkat kedua merupakan malaikat yang memerintah dan menjalankan dunia. Lalu untuk tingkat yang ketiga, malaikat di kelas ini lebih mengarah untuk membantu manusia, entah sebagai pelindung atau penunjuk arah.
Hierarki ini dinamakan Nine Choirs of Angel. Tiap kelasnya punya rupa tersendiri. Kurang lebih seperti inilah gambaran tiap malaikat tersebut.