Kelinci membakar kayu di punggung Tanuki. (wikimedia.org)
Konon, seorang laki-laki tua menangkap seekor tanuki untuk disantap. Sang tanuki memohon kepada istri pria tersebut untuk melepaskannya. Namun, saat dilepaskan, tanuki tersebut membunuh sang istri!
Menyamar jadi sang istri, tanuki tersebut memberi makan daging sang istri pada laki-laki tua tersebut! Kaget, laki-laki itu pun dilanda kesedihan. Lalu, seekor kelinci yang adalah teman laki-laki tersebut mengatakan bahwa ia akan membalaskan dendamnya pada sang tanuki.
Pura-pura jadi teman sang tanuki, kelinci tersebut malah menganiayanya dengan berbagai cara di berbagai kesempatan. Satu hari, sang tanuki tengah membawa kayu bakar untuk membuat api unggun di gunung. Sang kelinci iseng membakar kayu tersebut. Mendengar suara percikan api (kachi-kachi), sang tanuki bertanya kepada kelinci. Kelinci menjawab,
"Itu adalah kachi-kachi yama"
Tanuki menganggap sang kelinci bercanda. Namun, api semakin besar dan membakar punggung sang tanuki. Untungnya, sang tanuki tidak mati.
Kelinci memukul Tanuki dengan dayung sampai tenggelam. (wikimedia.org)
Lalu, tanuki menantang sang kelinci sebagai ajang pembuktian siapa yang lebih baik. Mereka membuat perahu untuk melintasi danau. Sang kelinci membuat perahu dari batang pohon yang kokoh, sementara tanuki membuat perahu dari lumpur.
Awalnya, tanuki dan kelinci sama-sama seimbang. Namun, perahu lumpur tanuki mulai larut dan ia pun tenggelam. Saat tanuki berusaha menyelamatkan diri, sang kelinci mengaku bahwa ia adalah sahabat laki-laki yang tanuki sakiti dan ini adalah balas dendam. Sang kelinci pun memukul tanuki dengan kayu agar ia tenggelam.
Sang kelinci lalu kembali ke rumah sang laki-laki tua dan memberitahukannya tentang segala tindakannya pada tanuki. Ia pun lega dan berterima kasih pada sang kelinci atas perbuatan adilnya.