potret Simón Bolívar (commons.wikimedia.org/Arturo Michelena)
Kisah heroik Simón Bolívar dimulai ketika ia kembali ke Venezuela dari Eropa pada tahun 1807. Ia menemukan masyarakat yang terpecah antara kesetiaan kepada Spanyol dan keinginan untuk merdeka, sebagaimana dicatat ThoughtCo.
Tiga tahun kemudian, masyarakat Caracas mendeklarasikan kemerdekaan sementara dari Spanyol. Saat itu, Simón menjadi suara penting yang mengadvokasi kemerdekaan penuh. Keinginan ini bukan menjadi mimpi, melainkan ambisi Simón yang diperjuangkan.
Ketika Republik Venezuela Pertama jatuh dan Spanyol kembali menjadi penguasa, Simón tidak tinggal diam. Dari akhir tahun 1812 sampai awal 1813, ia melakukan penyerangan terhadap pasukan Spanyol. Tidak lama setelah itu, Simón bergegas mendirikan Republik Venezuela Kedua. Julukan 'El Libertador' atau 'Pembebas' diberikan kepada Simón oleh masyarakat. Mereka juga menjadikan Simón sebagai diktator negara itu. Republik Venezuela Kedua jatuh ketika Simón dikalahkan oleh Tomas Boves.
Setelah kekalahan bertubi-tubi, Simón akhirnya memenangkan sejumlah pertempuran seperti Pertempuran Boyacá dan Pertempuran Carabobo. Menurut National Geographic, ia gagal menyatukan semua negara Amerika Selatan menjadi satu bangsa. Walaupun begitu, kepemimpinannya membantu mendirikan apa yang sekarang menjadi negara Kolombia, Panama, Peru, Ekuador, Bolivia, dan Venezuela.