ilustrasi antimateri (scienceabc.com)
Kalau kamu penggemar Star Trek, kamu pun ngeh kalau wahana antariksa U.S.S Enterprise menggunakan reaksi antimateri dengan materi biasa sebagai bahan bakar untuk menghidupkan mesin warp yang lebih cepat dari cahaya. Nah, meskipun warp adalah hal fiktif, nyatanya antimateri adalah fakta.
Ada kemungkinan setiap partikel materi biasa memiliki partikel identik dengan muatan listrik yang berlawanan. Contoh, partikel antiproton sama seperti proton tetapi bermuatan negatif. Sedangkan, partikel elektron yang bermuatan negatif memiliki antipartikel positron yang bermuatan positif.
Fisikawan telah menciptakan antimateri di laboratorium, dan hasilnya, materi biasa dalam jumlah yang sama. Penemuan tersebut dianggap membuktikan bahwa Big Bang menciptakan materi biasa dan antimateri dalam jumlah yang sama. Kalau begitu, harusnya antimateri ada di sekitar kita, dong?
Namun, hampir semua yang kita lihat di sekitar kita - dari tanah di bawah kaki kita hingga galaksi yang paling jauh - terbuat dari materi biasa. Ke mana antimateri itu pergi?
Dugaan populer adalah karena Big Bang entah bagaimana menghasilkan materi biasa sedikit lebih banyak daripada antimateri. Jadi, misalkan setelah Big Bang ada 10 miliar antimateri, maka terciptalah materi biasa sebanyak 10 miliar satu. Satu partikel biasa itulah yang membentuk semua.
Tetapi mengapa materi biasa bisa sedikit mengalahkan jumlah antimateri pada awalnya? Itulah keanehannya. Seandainya, jumlah awal materi dan antimateri sama, mereka akan memusnahkan satu sama lain dalam ledakan energi yang dahsyat. Akibatnya, alam semesta tak akan pernah terbentuk!
Tidak perlu khawatir! Pertanyaan itu akan segera terjawab saat Deep Underground Neutrino Experiment (DUNE), kolaborasi Fermilab dan Sanford Underground Research Facility atau Sanford Lab, mulai beroperasi pada 2026. DUNE menganalisis sinar yang ditembakkan oleh Fermilab ke Sanford Lab sejauh 1.300 kilometer!
Nah, sinar tersebut akan mencakup partikel neutrino (partikel tanpa massa atau muatan listrik) dan antineutrino. Tujuannya adalah untuk memantau apakah neutrino dan antineutrino memiliki perilaku yang sama, sehingga berpotensi memberikan petunjuk tentang asimetri antara materi dan antimateri.