lukisan Karna yang mencoba mengeluarkan roda keretanya yang tersangkut dan Arjuna siap memanah (wikimedia.org)
Dikarenakan berasal dari keluarga kusir, maka Karna diremehkan sejak kecil. Oleh karena itu, ia ingin mendapatkan seni perang untuk menaikkan derajatnya. Salah satunya adalah seni memanah dari salah satu avatar Wisnu, Parasurama (परशुराम). Namun, Parasurama tidak ingin mengajari Ksatria.
Oleh karena itu, Karna berbohong bahwa ia adalah Brahmana. Jadi, Parasurama mengangkat Karna jadi salah satu muridnya. Saking terampilnya, Parasurama bahkan menganugerahkan busur Wijaya (salah satu pusaka Dewa Indra) kepada Karna.
Satu hari, Parasurama tengah tidur di pangkuan Karna, dan tiba-tiba seekor lebah besar menggigit paha Karna. Tak ingin membangunkan gurunya, Karna menahan sakit hingga darah mengalir. Darah tersebut membangunkan Parasurama.
Parasurama yakin bahwa Karna bukanlah seorang Brahmana, melainkan seorang Ksatria, karena hanya Ksatria yang mampu menahan sakit seperti itu. Merasa tertipu, Parasurama mengutuk Karna bahwa di saat ia membutuhkannya, ia akan lupa semua rapalan dan pengetahuan perangnya.