Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi langit biru
ilustrasi langit biru (pexels.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Cahaya matahari sebenarnya berwarna putih

  • Atmosfer bumi bekerja seperti “filter” berukuran raksasa

  • Kenapa siang hari berwarna biru? Karena jarak tempuh cahaya paling pendek

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ini adalah salah satu pertanyaan yang sering kita tanyakan saat masih kecil, "Kenapa langit warnanya biru?". Pertanyaan yang sungguh lugu, tapi coba pikirkan lagi, deh. Kalau memang warnanya biru, kenapa saat sore hari warnanya bisa berubah menjadi oranye kemerahan yang indah?

Ternyata, jawabannya lumayan masuk akal, walaupun sedikit membingungkan. Warna yang kita lihat setiap hari ini bisa jadi adalah hasil dari fenomena alam yang luar biasa antara cahaya matahari dan atmosfer bumi. Penasaran, gimana cara kerjanya? Simak artikel ini sampai tuntas, yuk!

1. Cahaya matahari sebenarnya berwarna putih

ilustrasi matahari (pexels.com/BradleyHook)

Langkah pertama untuk mengerti semua ini adalah dengan memahami warna asli dari cahaya matahari. Meskipun kita sering menggambarkannya berwarna kuning, cahaya matahari sebenarnya adalah cahaya putih. Cahaya putih ini merupakan gabungan dari semua warna pelangi (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu).

Setiap warna ini memiliki "ukuran" atau panjang gelombang yang berbeda. Gampangnya tuh, warna biru dan ungu punya gelombang yang pendek, sementara warna merah dan oranye punya gelombang yang jauh lebih panjang. Ingat baik-baik perbedaannya, karena inilah kunci utama dari semua penjelasan selanjutnya!

2. Atmosfer bumi bekerja seperti “filter” berukuran raksasa

ilustrasi planet bumi (pexels.com/Pixabay)

Saat cahaya matahari yang berisi semua warna pelangi itu masuk ke Bumi, ia akan langsung "disambut" oleh atmosfer kita. Anggap saja atmosfer ini seperti sebuah filter atau saringan raksasa yang terdiri dari miliaran partikel gas super kecil, seperti nitrogen dan oksigen.

Ketika cahaya menabrak partikel-partikel ini, cahayanya akan terhambur ke segala arah. Fenomena inilah yang disebut Hamburan Rayleigh. Partikel di atmosfer kita jauh lebih jago dalam menghamburkan cahaya bergelombang pendek (biru dan ungu) daripada cahaya bergelombang panjang (merah dan oranye).

3. Kenapa siang hari berawarna biru? Karena jarak tempuh cahaya paling pendek

ilustrasi langit biru (pexels.com/pixabay)

Pada siang hari, saat matahari berada tinggi di atas kepala kita, cahayanya menempuh jarak paling pendek untuk melewati atmosfer dan sampai ke mata kita. Karena perjalanannya yang singkat ini, hanya warna-warna gelombang pendek yang paling "gampang" terhambur dan punya waktu untuk menyebar.

Warna-warna itu tentu saja adalah biru dan ungu. Keduanya dihamburkan secara efisien oleh partikel udara ke seluruh penjuru langit, seolah-olah "mengecat" atmosfer jadi warna biru. Alasan kita melihat langit sebagai biru dan bukan ungu adalah karena mata manusia secara alami memang lebih sensitif dalam menangkap spektrum warna biru.

4. Kenapa senja berwarna oranye? Karena jarak tempuh cahaya paling jauh

ilustrasi langit senja (pexels.com/NoName)

Nah, semua berubah saat matahari terbenam. Pada sore hari, posisi matahari berada sangat rendah di cakrawala. Hal ini memaksa cahayanya untuk menempuh perjalanan yang jauh lebih panjang dan melewati lapisan atmosfer yang lebih tebal untuk bisa sampai ke mata kita.

Dalam perjalanan jauh ini, semua cahaya biru dan ungu yang "lemah" sudah habis dihamburkan ke arah lain dan tidak berhasil sampai ke kita. Yang tersisa dan mampu bertahan menempuh perjalanan panjang ini hanyalah cahaya-cahaya dengan gelombang panjang, yaitu merah, oranye, dan kuning. Inilah alasan mengapa saat senja, langit di sekitar matahari berubah warna menjadi kemerahan.

5. Lalu, kenapa awan berwarna putih?

ilustrasi awan (pexels.com/Pixabay)

Jika partikel gas di udara menghamburkan warna biru, kenapa awan yang juga ada di langit justru berwarna putih? Jawabannya terletak pada ukuran partikel penghamburnya. Berbeda dari partikel nitrogen atau oksigen yang super kecil, tetesan air atau kristal es yang membentuk awan berukuran jauh lebih besar.

Karena ukurannya yang besar inilah, partikel awan tidak pandang bulu. Ia menghamburkan semua warna pelangi(merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu) secara merata ke segala arah. Seperti yang kita pelajari di sekolah, saat semua warna cahaya digabungkan kembali, warna yang dihasilkan adalah putih. Inilah alasan mengapa awan terlihat berwarna putih di siang hari.

Jadi, warna biru di siang hari dan semburat oranye saat senja itu disebabkan oleh jarak dan benturan antara cahaya matahari dan atmosfer bumi. Baik biru atau oranye, semuanya terlihat begitu indah yang menunjukkan fenomena alam secara langsung. Jadi, saat kamu menatap langit senja yang indah sore ini, ingatlah bahwa kamu sedang menyaksikan langsung hukum alam yang indah itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team