Makan di Resto Lebih Berisiko COVID-19 dari Salon dan Kendaraan Umum

Apakah kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pandemik penyakit virus corona baru (COVID-19) sudah memudar? Hal tersebut terbukti dari kenaikan kasus infeksi virus corona baru (SARS-CoV-2) yang tidak turun dari 3 ribu dari hari ke hari. Apa yang menyebabkan angka kasus harian COVID-19 tidak kunjung turun?
Sebelum Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menarik rem darurat dan mengaktifkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin, 14 September 2020, tak jarang kita melihat restoran dan tempat makan penuh dengan masyarakat yang bahkan lupa pada protokol COVID-19, seperti memakai masker. Hal tersebut berbahaya, lho!
1. CDC menjalankan studi dari 1 - 29 Juli untuk mengetahui pengaruh kontak jarak dekat dengan COVID-19
Pada 1 - 29 Juli, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengadakan sebuah studi, melibatkan 314 orang dewasa (18 tahun ke atas). Studi tersebut dirilis pada Jumat, 11 September 2020, dengan judul "Community and Close Contact Exposures Associated with COVID-19 Among Symptomatic Adults ≥18 Years in 11 Outpatient Health Care Facilities — United States, July 2020".
"Ciri-ciri paparan komunitas kemungkinan besar sulit untuk dinilai ketika penularan COVID-19 meluas, terutama dari orang-orang tanpa gejala dalam komunitas yang saling berinteraksi secara inheren," papar CDC dalam studi yang melibatkan 14 institusi medis di Amerika Serikat (AS) tersebut.