Ilustrasi nokdiak (commons.wikimedia.org/Naturalis Biodiversity Center)
Dua spesies utama yang perlu dipertimbangkan adalah Z. attenboroughi, spesies satu-satunya yang dilaporkan hingga saat ini dari ketinggian yang lebih tinggi di Pegunungan Cyclops, dan Z. bruijnii.
Meskipun Z. bruijnii saat ini dianggap terbatas di bagian barat jauh Papua Nugini, terdapat catatan historis dari wilayah utara, termasuk spesimen museum yang terdaftar berasal dari Teluk Humboldt, di dekat Pegunungan Cycloop pada 1911. Bukti ini menjadikan Z. bruijnii sebagai kandidat yang relevan untuk spesies nokdiak yang tercatat di Cycloop saat ini.
"Meskipun kami tidak dapat membedakan secara pasti antara Z. attenboroughi dan Z. bartoni berdasarkan gambar kamera jebakan, echidna dalam gambar tampak konsisten dalam ukuran keseluruhan dan kami menyimpulkan hanya satu spesies yang hadir," kata peneliti.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi status taksonomi populasi nokdiak moncong panjang yang berbeda, dan untuk mengonfirmasi apakah Z. attenborough harus diakui sebagai spesies terpisah atau populasi berukuran kecil dari Z. bartoni.
Berdasarkan bukti fotografi, dikombinasikan dengan fakta bahwa Z. attenborough adalah satu-satunya spesies yang diketahui hidup di ketinggian lebih tinggi di pegunungan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa spesies "hilang" ini masih bertahan.
Selain itu, mereka berhasil mengabadikan foto beberapa individu yang tampaknya sedang berinteraksi dalam proses perkawinan, menunjukkan bahwa tidak hanya nokdiak yang masih bertahan, tetapi populasinya juga berkembang biak.
Hal ini menunjukkan bahwa spesies ini pernah menyebar lebih jauh ke timur wilayah utara dan ke hutan hujan pesisir dataran rendah. Fragmen fosil ditemukan dalam lapisan sedimen berumur Pleistosen Akhir hingga Holosen Tengah (sekitar 30.000 hingga 6.000 tahun sebelum masa kini) berdasarkan urutan penanggalan radiokarbon.