Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret bukit di Papua Nugini (unsplash.com/Vika Chartier)
potret bukit di Papua Nugini (unsplash.com/Vika Chartier)

Intinya sih...

  • Peneliti menemukan kembali spesies mamalia bertelur modern yang dianggap hilang, nokdiak moncong-panjang Sir David, setelah 62 tahun tidak tercatat.

  • Penemuan kembali spesies dilakukan di Papua Nugini, termasuk di pegunungan pantai utara yang terpencil dan memunculkan kekhawatiran akan kepunahan.

  • Peneliti mengonfirmasi bahwa nokdiak moncong-panjang Sir David masih bertahan dan berkembang biak berdasarkan bukti fotografi yang berhasil mereka abadikan.

Peneliti mengonfirmasi penemuan kembali nokdiak moncong-panjang Sir David (Zaglossus attenboroughi), salah satu dari lima mamalia bertelur modern yang masih ada dan salah satu spesies yang paling misterius karena dianggap hilang di planet ini.

Setelah tidak tercatat selama 62 tahun, mereka menyajikan bukti ilmiah pertama tentang kelangsungan hidupnya hingga saat ini. Peneliti menggabungkan pengetahuan lokal masyarakat adat dengan teknik pemantauan kamera untuk penemuan kembali spesies tersebut.

Ada tiga spesies yang diakui

Ketika spesies tidak tercatat selama periode waktu yang lama, hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kepunahan.

Di pulau tropis terbesar di dunia—Papua Nugini—penemuan kembali spesies telah dilakukan secara signifikan, termasuk di pegunungan pantai utara yang terpencil—daerah pegunungan terisolasi dengan endemisme yang tinggi.

Nokdiak moncong-panjang Sir David menjadi salah satu spesies hilang yang ditemukan di pegunungan Cycloop—ketika spesimen holotipe dikumpulkan pada tahun 1961.

Taksonom saat ini mengakui tiga spesies nokdiak atau ekidna moncong panjang modern, yang diklasifikasikan dalam genus Zaglossus, di antaranya:

  1. Echidna berparuh panjang barat (Z. bruijnii).

  2. Echidna berparuh panjang timur (Z. bartoni).

  3. Echidna berparuh panjang Attenborough (Z. attenboroughi).

Ketiganya mewakili tiga dari lima spesies mamalia bertelur modern, satu-satunya perwakilan yang masih hidup dari garis keturunan monotreme—mamalia berkantung dan berplasenta yang hidup sekitar 200 juta tahun yang lalu, di mana sekitar waktu tersebut dinosaurus masih hidup.

Sementara anokdiak moncong-panjang Sir David dinamai berdasarkan naturalis Sir David Attenborough, dijelaskan sebagai spesies baru yang ditemukan pada 1998.

Jejaknya ditemukan

ilustrasi nokdiak (flickr.com/Ed Shaw)

Menanggapi kekhawatiran bahwa Z. attenborough punah setelah pengumpulan holotipe, tim peneliti menemukan ‘nose pokes’ (jejak echidna yang terbentuk saat mereka mencari invertebrata bawah tanah) di Cyclops pada 2007.

Masyarakat adat juga melaporkan penampakan echidna dalam dua puluh tahun terakhir. Pada 2017 dan 2018, peneliti menggunakan pemetaan partisipatif dan survei masyarakat adat dan lokal untuk menilai kemungkinan echidna masih ada. Studi tersebut mencatat banyak penampakan dan analisis perkiraan tanggal kepunahan menunjukkan bahwa hewan tersebut kemungkinan masih ada pada 2020.

"Di 2022 dan 2023, kami memasang jebakan kamera di Pegunungan Cyclops, didasarkan pada hasil survei pengetahuan masyarakat adat dan lokal, dalam upaya mengumpulkan bukti fotografic tentang kelangsungan hidup echidna berparuh panjang Attenborough," tulis peneliti dalam jurnal yang diterbitkan di NPJ Biodiversity (2025).

Dia masih bertahan dan berkembang biak

Ilustrasi nokdiak (commons.wikimedia.org/Naturalis Biodiversity Center)

Dua spesies utama yang perlu dipertimbangkan adalah Z. attenboroughi, spesies satu-satunya yang dilaporkan hingga saat ini dari ketinggian yang lebih tinggi di Pegunungan Cyclops, dan Z. bruijnii.

Meskipun Z. bruijnii saat ini dianggap terbatas di bagian barat jauh Papua Nugini, terdapat catatan historis dari wilayah utara, termasuk spesimen museum yang terdaftar berasal dari Teluk Humboldt, di dekat Pegunungan Cycloop pada 1911. Bukti ini menjadikan Z. bruijnii sebagai kandidat yang relevan untuk spesies nokdiak yang tercatat di Cycloop saat ini.

"Meskipun kami tidak dapat membedakan secara pasti antara Z. attenboroughi dan Z. bartoni berdasarkan gambar kamera jebakan, echidna dalam gambar tampak konsisten dalam ukuran keseluruhan dan kami menyimpulkan hanya satu spesies yang hadir," kata peneliti.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi status taksonomi populasi nokdiak moncong panjang yang berbeda, dan untuk mengonfirmasi apakah Z. attenborough harus diakui sebagai spesies terpisah atau populasi berukuran kecil dari Z. bartoni.

Berdasarkan bukti fotografi, dikombinasikan dengan fakta bahwa Z. attenborough adalah satu-satunya spesies yang diketahui hidup di ketinggian lebih tinggi di pegunungan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa spesies "hilang" ini masih bertahan.

Selain itu, mereka berhasil mengabadikan foto beberapa individu yang tampaknya sedang berinteraksi dalam proses perkawinan, menunjukkan bahwa tidak hanya nokdiak yang masih bertahan, tetapi populasinya juga berkembang biak.

Hal ini menunjukkan bahwa spesies ini pernah menyebar lebih jauh ke timur wilayah utara dan ke hutan hujan pesisir dataran rendah. Fragmen fosil ditemukan dalam lapisan sedimen berumur Pleistosen Akhir hingga Holosen Tengah (sekitar 30.000 hingga 6.000 tahun sebelum masa kini) berdasarkan urutan penanggalan radiokarbon.

Editorial Team