Didirikan oleh Kubilai Khan, Dinasti Yuan (1271–1368) mengedarkan bentuk mata uang kertas yang disebut Jiaochao (交钞) yang tidak didukung oleh logam perak atau emas.
Mata uang kertas sudah ada lama di Tiongkok. Namun, Kubilai menerapkan cara yang baru terhadap Jiaochao. Tidak hanya membuatnya mata uang wajib, Kubilai juga memutuskan bahwa Jiaochao menjadi satu-satunya metode pertukaran di Dinasti Yuan.
Saat Marco Polo menetap di Dinasti Yuan selama 17 tahun, ia cukup "terkesan" dengan gagasan Jiaochao. Namun, bagi Dinasti Yuan, hiperinflasi yang terelakkan nan besar terjadi akibat administrasi keuangan yang tidak amburadul dan mencetak terlalu banyak Jiaochao.
Melihat nilai nominalnya, rakyat Dinasti Yuan mencoba menolak Jiaochao. Akan tetapi pada 1350, dikeluarkan undang-undang yang membuat mereka yang menolak Jiaochao diganjar hukuman mati. Hingga runtuhnya Dinasti Yuan pada 1368, masalah Jiaochao tidak terselesaikan.
Dinasti Ming (1368 - 1644) sempat melanjutkan praktik tersebut, sampai akhirnya dihentikan pada 1450, dan digantikan dengan uang logam. Uang kertas tidak terlihat lagi di Tiongkok hingga muncul kembali pada 1890an, di zaman Dinasti Qing (1644 - 1912), sebagai Yuan.
Itulah enam masa sulit dalam sejarah di mana mata uang tidak ada harganya sama sekali. Kasus-kasus di daftar ini terjadi dikarenakan ketentuan keuangan yang tidak terorganisir dalam suatu negara, sehingga uang terus beredar dan menyebabkan inflasi hingga hiperinflasi. Hiperinflasi tersebutlah yang membuat uang tidak ada harganya.
Pelajaran apa yang bisa kamu petik dari sini?