ilustrasi kadal bertanduk (unsplash.com/Brian Wangenheim)
Struktur tubuhmu yang kuat masih membuatnya tidak percaya diri, maka untuk lolos, ia menembakkan darah dari matanya. Itulah sistem pertahanan diri dari kadal bertanduk yang dapat ditemukan di benua Amerika.
Sebenarnya, tanpa tembakan darah tersebut, kadal bertanduk masih dapat meloloskan diri. Ia masih bisa berkamuflase dengan corak tubuhnya, dan berlari dengan cepat untuk membingungkan predator.
Jika sang predator masih kekeh, kadal bertanduk akan membesarkan tubuhnya sehingga membuatnya susah ditelan. Pasti berpikir dua kali!
Namun, jika ternyata predator masih mau menelannya, maka kadal bertanduk akan menembakkan darah dari matanya. Tembakan tersebut dapat menjangkau jarak 1,5 meter. Bagaimana caranya?
Kadal bertanduk akan memblokir aliran darah di kepala, sehingga meningkatkan tekanan darah. Lalu, kadal bertanduk akan memecahkan pembuluh kecil di sekitar kelopak mata.
Selain membutakan predator untuk sementara, darah tersebut terasa anyir dan busuk. Sayangnya, teknik ini tidak berlaku untuk burung pemangsa.
Itulah mekanisme pertahanan diri berbagai spesies hewan hasil dari evolusi alam. Untunglah, manusia tidak perlu menembakkan gas panas atau mematahkan tulangnya sebagai cakar untuk mempertahankan diri.