ilustrasi kupu-kupu dengan corak mata di sayapnya (pixabay.com/Jürgen)
Salah satu faktor signifikan yang memengaruhi keberadaan dan tampilan eyespot adalah kondisi lingkungan. Variabilitas habitat—seperti perubahan kerapatan vegetasi, paparan cahaya, dan tekanan pemangsaan—dapat menyebabkan perbedaan tampilan eyespot pada berbagai populasi.
Misalnya, kupu-kupu yang hidup di dedaunan lebat dapat memperoleh manfaat dari eyespot yang tidak terlalu mencolok yang memberikan kamuflase terhadap predator. Sebaliknya, kupu-kupu yang menghuni area terbuka mungkin mengembangkan eyespot yang lebih besar atau lebih jelas karena dapat mencegah ancaman predator udara, seperti burung, secara lebih efektif. Kemampuan beradaptasi ini menyoroti bagaimana faktor lingkungan membentuk sifat evolusi dan berkontribusi pada strategi bertahan hidup yang digunakan oleh spesies kupu-kupu yang berbeda.
Eyespot pada kupu-kupu adalah contoh luar biasa dari kecerdikan alam dalam menyeimbangkan keindahan dan kelangsungan hidup. Fitur ini tidak hanya memiliki fungsi estetik tapi juga berfungsi penting untuk menghindari predator dan kesuksesan dalam menarik pasangan.
Referensi
Entomological Society of America. Diakses pada Januari 2025. Hidden Eyespot Reveals New Facets of Sexual Selection in Bicyclus Butterflies
Michigan Technological University. Diakses pada Januari 2025. The Eyes Have It: Butterfly Wing Mystery Solved
Natural History Museum. Diakses pada Januari 2025. Why do Some Butterflies and Moths have Eyespots?
Stevens, M. (2005). The role of eyespots as anti‐predator mechanisms, principally demonstrated in the Lepidoptera. Biological Reviews/Biological Reviews of the Cambridge Philosophical Society, 80(4), 573–588. https://doi.org/10.1017/s1464793105006810