foto hanya ilustrasi (Pixabay.com/FreePhotos)
Dalam penelitian Dunning dan Kruger, Unskilled and unaware of it: how difficulties in recognizing one’s own incompetence lead to inflated self-assessments, mereka melakukan pengujian terhadap partisipan dengan rangkaian tes logika, tata bahasa, dan humor. Hasil dari penelitian ini cukup mengejutkan.
"Orang-orang yang memiliki nilai rendah cenderung menilai diri mereka mendapat nilai yang tinggi. Sebagai contoh: orang-orang yang mendapat nilai 12% justru menganggap kemampuan mereka sebesar 62%. Hal ini mengungkapkan bahwa tidak hanya mereka kurang mampu mengerjakan tes tersebut, mereka juga tidak mampu menyadari kesalahan yang telah mereka perbuat".
Contoh penelitian lain yang serupa dilakukan pada tahun 2018. Ian Anson, seorang asisten profesor di Universitas Maryland Amerika Serikat, Melakukan survei terhadap 2.606 orang Amerika dewasa. Ian Anson melakukan survei tentang pemahaman politik warga amerika serikat.
"Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang Amerika yang menganggap dirinya sedikit mengetahui tentang politik justru lebih pintar atau paham pengetahuan politik dibandingkan orang-orang yang mengaku paham politik".
Lebih lanjut, untuk memahami bagaimana tolak ukur perbedaan orang pintar dan orang bodoh, kamu harus memahami fase-fase kompetensi. Menurut Martin M. Broadwell, setiap individu harus melalui 4 fase tertentu untuk mencapai kemampuan yang ahli dalam suatu bidang. 4 Fase tersebut adalah sebagai berikut.