Ilustrasi Pelangi (pexels.com/Stein)
Pelangi sejatinya merupakan lingkaran utuh yang sempurna, tercipta dari cahaya matahari yang menari-nari saat dibiaskan, dipantulkan, dan terurai oleh jutaan tetesan udara di atmosfer. Setiap titik pada lingkaran ajaib ini membentuk sudut deviasi sekitar 42 derajat dari arah sinar matahari, sehingga menciptakan pola cahaya melingkar yang penuh dan harmonis.
Namun, saat kita mengagumi pelangi dari permukaan bumi, biasanya hanya sebagian lengkungan — seperti setengah lingkaran — yang tampak. Ini karena bumi sendiri, melalui tanah, bukit, atau bangunan, secara alami menjadi tirai yang menutupi bagian bawah lingkaran tersebut, sehingga bagian pelangi yang berada di bawah garis cakrawala tersembunyi dari pandangan mata.
Keajaiban lain terjadi saat kita berada di tempat yang sangat tinggi, seperti di dalam pesawat terbang atau puncak gunung, di atas awan. Dalam posisi tersebut, tanpa hambatan apapun di bawah, kita bisa menyaksikan pelangi dalam wujud lingkaran penuh yang memukau, seolah melingkari dunia dengan palet warna magisnya dan mengajak kita terpana pada keindahan alam semesta yang sesungguhnya.
Dengan demikian, pelangi bukan hanya keindahan langit semata, tetapi juga fenomena optik yang memukau yang mengingatkan kita akan keteraturan dan keajaiban alam semesta yang tersembunyi di balik setiap warna yang muncul di langit setelah hujan.