Monyet sedang menunjukkan ekspresi ketakutan akan sesuatu. (www.pexels.com/aadil-ghani-43717900)
Prinsip kelima dan terakhir dalam prinsip Animal Welfare adalah bebas dari rasa takut dan stres. Prinsip ini terkesan sederhana tapi justru sebenarnya merupakan prinsip paling mustahil untuk dipenuhi khususnya bagi pemelihara satwa liar.
Pada prinsip ini yang menjadi sumber ketakutan dari satwa liar justru datang tidak hanya dari predatornya saja tapi juga dari pemeliharanya sendiri. Bagi satwa liar, manusia adalah objek asing yang bisa menjadi ancaman. Respon pertama yang dilakukan satwa liar ketika melihat manusia atau objek yang asing baginya adalah kabur atau menghindar. Ketika objek asing tersebut menunjukkan ancaman, maka respon keduanya adalah mengeluarkan perilaku bertahan atau menyerang balik objek asing tersebut.
Bagaimana kalau objek asing tersebut adalah pemeliharanya sendiri yang sering datang untuk melihat-lihat? Ketika satwa liar ingin kabur atau menghindar, dia terhalang oleh pagar kandang. Ketika respon kedua yaitu menyerang balik ingin dilakukan pun lagi-lagi terhalang oleh pagar kandang. Akhirnya yang dapat dilakukan hanya bertahan dan ini tentunya akan menimbulkan rasa stres.
Satwa liar peliharaan kemudian terus bertahan hingga akhirnya tidak lagi merespon karena merasa manusia bukan ancaman baginya. Tapi, bukankah hal ini bertentangan dengan prinsip ke empat yaitu bebas menunjukkan ekspresi alaminya? Bukankah respon alaminya adalah kabur atau menghindar dan bertahan atau menyerang?
Ini adalah dilema yang dirasakan bagi pemilik satwa liar. Sulit untuk dipahami bahwa memiliki dan menyayangi satwa liar artinya harus memberikan kebebasan penuh kepada satwa kesayangannya itu.
Solusi untuk pemenuhan prinsip ke lima ini adalah pemelihara tidak boleh terlalu sering membiasakan diri berada di sekitar satwa liar peliharaannya. Pemelihara dapat membuat kandang yang diatur sedemikian rupa agar satwa di dalamnya tidak menyadari ketika sedang diperhatikan.
Memenuhi kelima prinsip kesejahteraan satwa adalah hal yang sulit dilakukan, apalagi kalau satwa yang dipelihara merupakan satwa liar yang belum terdomestikasi. Untuk menjadi pemelihara yang baik, ada tiga syarat yang dibutuhkan yaitu wawasan yang baik, kemampuan finansial yang tidak sedikit, dan konsistensi agar peliharaannya tidak mati dalam kandang.
Bagi kamu yang tidak memenuhi ketiga syarat tersebut, sebaiknya tentukan binatang yang ingin dipelihara dengan bijak atau tidak sama sekali. Jangan terjebak dalam ego ingin memiliki yang tinggi tanpa mempertimbangkan kemampuan untuk memenuhi kesejahteraannya. Tapi bagi kamu yang memenuhi tiga syarat di atas, kamu perlu ingat juga bahwa keputusanmu memiliki konsekuensi seumur hidup binatang peliharaanmu itu.