Melansir dari Universe Today dan laman resmi Center for Computational Astrophysics, NAOJ. Seorang asisten profesor, Yuri Fuji dari Universitas Nagoya dan Masahiro Ogihara dari National Astronomy Observatory of Japan (NAOJ), berhasil membuat model baru cakram planet. Ini dapat membantu kita dalam memahami pembentukan bulan-bulan di Tata Surya.
Mereka membuat ini karena pada model sebelumnya ditemukan banyak sekali kekeliruan saat dilakukan pengujian melalui pengamatan pada bulan-bulan di Tata Surya. Mereka sebelumnya telah mengamati bulan-bulan pada planet gas seperti Saturnus, Jupiter, Uranus dan Neptunus.
Apa yang salah dari model sebelumnya? Saturnus memiliki 82 bulan yang sebagian besarnya merupakan bulan-bulan berukuran kecil. Mereka mempersoalkan keberadaan Titan sebagai satu-satunya bulan Saturnus berukuran besar.
Model baru yang mereka buat akhirnya dapat dijelaskan melalui serangkaian simulasi komputer. Dengan mempertimbangkan distribusi suhu dan tekanan pada gas dan es di dalam cakram planet serta interaksi gravitasi bulan, mereka berpendapat kalau mungkin ada suatu zona aman yang dapat menahan bulan-bulan dari kehancuran.
Zona aman atau safety zone merupakan wilayah pada cakram planet yang memiliki suhu yang hangat dan tekanan yang rendah. Zona ini akan mencegah bulan-bulan jatuh ke planet induknya karena tingginya suhu dan tekanan pada gas di sekitarnya. Suhu dan tekanan yang tinggi pada cakram planet membuat bulan-bulan tersebut terdorong jatuh ke planet induknya.
Untuk mempermudah pemahaman, Fuji membagi proses pembentukan bulan menjadi 4 tahap. Pertama, sekumpulan debu dan gas mengitari planet muda saat awal-awal pembentukan planet. Sekumpulan debu dan gas itu disebut cakram protoplanet / protoplanetary disk. Karena gravitasi dan tekanan yang tinggi, akhirnya banyak bulan baru yang terbentuk.
Kedua, Gas dan debu tersebut saling berinteraksi dan akhirnya membentuk bulan. Pada akhirnya, bulan-bulan tersebut membesar karena "memakan" material di sekitarnya. Tidak hanya membesar, massanya pun juga ikut bertambah dan secara otomatis akan memiliki gravitasi yang besar.
Ketiga, Sisa-sisa gas dan debu setelah pembentukan bulan memiliki tekanan dan suhu yang bervariasi. Perbedaan antara tekanan dan suhu serta interaksi gravitasi mereka membuat orbit bulan-bulan baru tersebut tidak stabil. Tetapi, jika ada bulan yang berada di dalam safety zone maka ia dapat mempertahankan posisi orbitnya.
Keempat, bulan yang tetap stay di dalam zona aman akan dapat mempertahankan posisinya, sehingga bisa bertahan dan selamat dari kehancuran karena jatuh ke planet induknya. SepertiTitan yang tidak jatuh ke dalam Saturnus pada 4 miliar tahun lalu.
Dengan begitu, pemaparan ini dapat menjelaskan alasan mengapa hanya Titan sebagai satu-satunya bulan besar di sistem bulan Saturnus. Mungkin saja, dahulu Titan memiliki teman bulan lainnya yang berukuran besar. Hanya saja, mereka semua hancur karena bertabrakan dengan Saturnus.