Seperti yang sudah dijelaskan di atas, fenomena solstis akan berpengaruh pada panjang siang dan malam pada suatu wilayah. Untuk Indonesia sendiri sejatinya tak akan banyak berpengaruh. Wilayah di Indonesia yang terpengaruh pada solstis Desember berada di bagian belahan utara seperti di Miangas dan Tarakan. Saat solstis terjadi nanti, pada wilayah tersebut panjang atau durasi siangnya hanya 11,5 jam.
Selain itu, BRIN menjelaskan bahwa narasi yang beredar di media sosial mengenai fenomena solstis berpengaruh terhadap gempa dan gunung meletus merupakan narasi yang menyesatkan. Melalui unggahan di media sosialnya, BRIN menjelaskan bahwa tak ada korelasi antara fenomena solstis dengan letusan gunung berapi hingga gempa bumi.
"Sekalipun di hari terjadi solstis ini terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis dikarenakan solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi, sedangkan fenomena-fenomena tersebut disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik dan hidrometeorologi."
Jadi, tak perlu takut terhadap fenomena solstis yang terjadi nanti ya. Solstise merupakan fenomena alam yang rutin terjadi. Jika kamu menemukan berita hoaks yang menarasikan solstis sebagai fenomena berbahaya, yuk berikan penjelasan yang benar.