Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret tanda peringatan radiasi di alam terbuka
potret tanda peringatan radiasi di alam terbuka (unsplash.com/Kilian Karger)

Radiasi adalah bagian dari lingkungan yang secara alami hadir di sekitar kita, baik berasal dari proses alam maupun kegiatan manusia sehari-hari. Setiap sumber radiasi memiliki tingkat paparan yang berbeda, sehingga efeknya bagi makhluk hidup juga bervariasi. Dengan memahami dari mana radiasi berasal dan bagaimana dampaknya, kita bisa melihatnya sebagai bagian dari dinamika lingkungan dan teknologi yang kita jalani sehari-hari.

Menariknya, radiasi tidak selalu datang dari hal-hal yang rumit atau teknis. Banyak sumbernya justru dekat dengan kehidupan kita, mulai dari kondisi alam bumi, fenomena luar angkasa, makanan, layanan kesehatan, dan perangkat teknologi yang sering digunakan. Mengenali berbagai sumber dan dampaknya membantu kita memahami radiasi secara lebih lengkap. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.  

1. Radiasi alami dari bumi

ilustrasi sumber radiasi alami dari bebatuan dan aliran air di alam (unsplash.com/Casey Lovegrove)

Radiasi alami dari bumi berasal dari unsur yang terdapat di tanah, batuan, dan air. Unsur seperti uranium dan thorium dapat meluruh dan menghasilkan radiasi, termasuk gas radon yang tidak berbau dan tidak berwarna. Gas ini dapat terlepas dari tanah atau material bangunan, lalu terhirup oleh manusia. Selain itu, unsur radioaktif seperti kalium dan karbon juga dapat masuk ke tubuh melalui makanan dan air, dan ketika berada di dalam tubuh, proses peluruhannya akan menghasilkan radiasi internal.

Selain paparan internal, ada juga paparan eksternal dari permukaan bumi. Radiasi ini datang dari peluruhan alami radioisotop dalam tanah dan bebatuan yang sudah terjadi sejak awal terbentuknya bumi. Tingkat paparan ini umumnya rendah dan merupakan bagian dari radiasi alami yang kita temui setiap hari. Variasinya bergantung pada kondisi geologi suatu daerah, tetapi tetap termasuk dalam kategori radiasi yang normal di lingkungan.

2. Sinar kosmik dari luar angkasa

partikel sinar kosmik dari luar angkasa yang mencapai Bumi (commons.wikimedia.org/ESO)

Sinar kosmik adalah radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar angkasa, terutama dari bintang-bintang termasuk Matahari. Ketika partikel-partikel ini masuk ke atmosfer Bumi, mereka bereaksi dengan udara dan membentuk radiasi sekunder yang dapat mencapai permukaan. Sinar kosmik berbeda dari sinar ultraviolet, karena energinya lebih tinggi dan termasuk jenis radiasi pengion.

Jumlah paparan sinar kosmik dipengaruhi oleh ketinggian. Semakin tinggi suatu tempat, semakin besar paparannya karena perlindungan atmosfer lebih tipis. Secara umum, tingkat paparan ini rendah dan hanya menyumbang sebagian kecil dari radiasi alami harian. Untuk gambaran sederhana, jumlahnya setara dengan dua hingga tiga kali rontgen dada per setahun, sehingga dianggap tidak menimbulkan risiko kesehatan langsung.

3. Radiasi dari makanan dan air

sayuran segar dapat terpapar partikel radioaktif jika terjadi fallout di lingkungan terbuka (unsplash.com/Iñigo De la Maza)

Makanan dan air bisa terkontaminasi radiasi saat terjadi radioactive fallout, yaitu ketika partikel radioaktif jatuh ke permukaan seperti debu halus. Debu ini dapat menempel pada tanaman, air permukaan, serta pakan ternak, sehingga bahan pangan seperti sayur, buah, jamur liar, ikan, hingga produk daging dan susu dapat ikut terkena. Kontaminasi biasanya terjadi pada bahan yang berada di luar ruangan saat fallout berlangsung.

Dalam kejadian seperti kecelakaan PLTN, zat yang paling sering muncul adalah iodin-131 dan cesium-137, yang dapat menimbulkan risiko kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Karena itu, masyarakat biasanya diminta menunggu hasil pengecekan dari pihak berwenang sebelum mengonsumsi makanan atau air yang berpotensi terpapar. Sementara itu, bahan pangan yang disimpan di dalam ruangan atau tertutup dengan baik umumnya tetap aman.

4. Paparan medis

ilustrasi pemeriksaan medis dengan teknologi pencitraan (pexels.com/Mart Production)

Paparan radiasi dari prosedur medis biasanya berasal dari pemeriksaan seperti rontgen, CT scan, fluoroskopi, atau kedokteran nuklir. Pemeriksaan ini menggunakan radiasi ionisasi untuk membantu dokter melihat kondisi organ atau jaringan sehingga masalah kesehatan bisa terdeteksi lebih jelas. Meskipun ada tambahan paparan radiasi, manfaat pemeriksaan ini umumnya jauh lebih besar dibanding risikonya.

Dosis radiasi pada prosedur medis tetap dijaga agar berada dalam batas aman, terutama untuk anak-anak dan ibu hamil yang lebih sensitif. Karena itu, pemeriksaan sebaiknya dilakukan hanya ketika memang diperlukan, dan bisa dipertimbangkan pilihan lain seperti USG atau MRI jika sesuai. Untuk menghindari paparan yang tidak perlu, pasien juga disarankan mencatat riwayat pemeriksaan dan berdiskusi dengan dokter sebelum menjalani tes tertentu.

5. Aktivitas industri dan teknologi

ilustrasi aktivitas industri yang dapat menghasilkan radiasi buatan (pexels.com/Wolfgang Weiser)

Radiasi juga muncul dari aktivitas manusia, terutama di industri dan teknologi. Dalam industri, Beberapa zat radioaktif yang umum dipakai antara lain cesium-137, kobalt-60, dan americium-241. Zat tersebut dipakai untuk mengukur level cairan atau kepadatan bahan, mensterilkan alat medis, memeriksa logam, detektor asap, dan alat pengukur ketebalan.

Di sisi lain, teknologi nirkabel seperti ponsel, Wi‑Fi, dan radar memancarkan radiasi non-ionisasi, jadi tidak menghasilkan zat radioaktif. Energi radiasi dari perangkat ini biasanya aman untuk penggunaan sehari-hari, kecuali pada peralatan besar seperti pemancar radar. Dengan pengelolaan yang tepat, radiasi dari industri maupun teknologi bisa dimanfaatkan secara aman, sekaligus tetap menjaga manusia dan lingkungan.

6. Dampak radiasi bagi makhluk hidup

ilustrasi petugas memakai perlengkapan pelindung saat menangani area terpapar radiasi (freepik.com/Drazen Zigic)

Radiasi bisa memengaruhi makhluk hidup tergantung seberapa lama dan seberapa besar dosisnya. Paparan radiasi tinggi dalam waktu singkat, misalnya akibat kecelakaan nuklir atau ledakan, bisa menimbulkan gejala serius seperti mual, muntah, luka bakar, bahkan kematian. Sedangkan paparan rendah sehari-hari, seperti dari lingkungan atau alat medis, biasanya tidak menimbulkan efek langsung, tapi sedikit meningkatkan risiko kanker dalam jangka panjang.

Efek radiasi juga berbeda tergantung cara tubuh terpapar, apakah dari luar (misalnya sinar-X atau gamma) atau masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, atau udara yang terkontaminasi. Anak-anak dan janin lebih sensitif karena selnya berkembang cepat, sehingga lebih mudah terganggu. Dengan memahami efek ini, kita bisa lebih bijak dalam menghadapi radiasi dari berbagai sumber, sambil tetap memanfaatkannya dengan aman.

Memahami radiasi dan dampaknya membuat kita lebih sadar terhadap lingkungan sekitar dan teknologi yang kita gunakan sehari-hari. Dengan pengetahuan ini, kita bisa memanfaatkan radiasi secara aman, menjaga kesehatan, dan tetap bijak dalam mengambil keputusan yang melibatkan paparan radiasi dari berbagai sumber.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team