ilustrasi kuburan (unsplash.com/Hannah Wernecke)
"Karena kamu adalah debu, dan kamu akan kembali menjadi debu." Kejadian 3:19. Dalam simbolisme Perjanjian Lama, perlu untuk menutupi orang yang meninggal, atau menjauhkan binatang buas dari bau daging yang membusuk, menguburkan jenazah telah menjadi kebiasaan sepanjang sejarah.
Umat Buddha dan pengikut Zoroastrianisme mempraktekkan pemakaman langit. Meski terdengar indah, pemakaman langit sebenarnya membiarkan orang mati dimakan burung pemangsa. Hal ini dilakukan umat Buddha untuk membebaskan roh, sementara penganut Zoroaster memparaktekkannya agar Bumi tetap bersih.
Tradisi Buddha, seperti yang dirinci oleh Tibet Vista, memiliki praktik dengan cara berdoa sebelum memotong dan menghancurkan tubuh orang yang sudah mati. Dupa dibiarkan menyala, untuk memberi tahu burung nasar bahwa sudah waktunya untuk makan. Praktik Zoroastrianisme dimulai dengan cara yang sama tetapi berakhir di sebuah ruangan dengan sistem pemotongan berlapis. Dikutip laman Al Jazeera, alat ini digunakan untuk mematahkan tulang, mengembalikannya dengan bersih ke Bumi.