Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret hutan Kanada
potret hutan Kanada (unsplash.com/Jeremy Allouche)

Intinya sih...

  • Finlandia menjadikan hutan sebagai identitas nasional dengan sistem pengelolaan terorganisasi dan partisipasi masyarakat.

  • Kosta Rika berhasil membalikkan deforestasi dengan strategi reforestasi nasional dan insentif efektif.

  • Swedia menggabungkan teknologi tinggi dengan regulasi ketat untuk menjaga keanekaragaman hayati, serta sistem monitoring digital real-time yang transparan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pengelolaan hutan yang berkelanjutan bukan cuma perkara menanam ulang pohon yang ditebang. Lebih dari itu, ini soal bagaimana sebuah negara menjaga ekosistem tetap seimbang, hak masyarakat adat tetap dihormati, serta manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bisa dirasakan secara merata. Di tengah krisis iklim dan deforestasi yang makin mengkhawatirkan, negara-negara dengan pengelolaan hutan berkelanjutan jadi panutan penting yang perlu terus dibahas.

Beberapa negara terbukti mampu menjaga hutannya tetap lestari sambil terus memanfaatkannya secara bertanggung jawab. Mereka mengandalkan teknologi, kebijakan berbasis data, hingga kolaborasi lintas sektor untuk memastikan hutan tetap sehat. Dari negara-negara Nordik sampai Amerika Selatan, pendekatan mereka memang gak sama, tapi semangatnya serupa: hutan bukan cuma sumber daya, tapi juga warisan yang harus dijaga. Berikut ini lima negara dengan pengelolaan hutan paling berkelanjutan di dunia.

1. Finlandia yang menjadikan hutan sebagai identitas nasional

potret hutan Finlandia (commons.wikimedia.org/Ximonic (Simo Räsänen))

Finlandia dikenal sebagai negara dengan tutupan hutan terluas di Eropa, mencapai lebih dari 70% dari total wilayahnya. Negara ini punya sistem pengelolaan hutan yang sangat terorganisasi, berbasis pada prinsip multi-fungsi dan partisipasi masyarakat. Pemerintah Finlandia melibatkan masyarakat lokal dan pemilik lahan hutan kecil dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ini membuat pengelolaan hutan gak hanya top down, tapi juga inklusif.

Kebijakan kehutanan di Finlandia sangat ketat, terutama soal tebang pilih dan reboisasi. Setiap pohon yang ditebang wajib diganti dengan penanaman baru dalam jumlah yang sama atau lebih. Selain itu, teknologi seperti citra satelit dan pemantauan berbasis AI digunakan untuk memastikan tak ada praktik ilegal atau kerusakan ekosistem. Negara ini juga mendorong sertifikasi hutan seperti FSC dan PEFC demi menjaga transparansi dan akuntabilitas.

2. Kosta Rika, reforestasi yang jadi teladan dunia

potret hutan Kosta Rika (unsplash.com/Christian Garcia)

Kosta Rika dulunya mengalami deforestasi besar-besaran, tapi berhasil membalikkan keadaan dengan strategi reforestasi nasional. Kini, lebih dari 57% wilayah negara ini kembali hijau dan dijaga dengan sistem insentif yang efektif. Pemerintah memberi kompensasi kepada pemilik tanah yang menjaga hutannya tetap utuh melalui skema Payment for Environmental Services. Program ini berhasil mengubah perilaku masyarakat tanpa pendekatan represif.

Kosta Rika juga menetapkan 25% wilayahnya sebagai taman nasional atau kawasan lindung. Dengan ekowisata sebagai andalan ekonomi, negara ini memastikan hutan gak hanya dipertahankan, tapi juga memberi manfaat ekonomi yang nyata. Pendidikan lingkungan masuk dalam kurikulum sekolah dasar, membuat generasi muda lebih sadar pentingnya keberlanjutan. Transformasi Kosta Rika membuktikan kalau kebijakan visioner bisa menyelamatkan alam sekaligus menggerakkan ekonomi.

3. Swedia yang mengelola hutan diiringi teknologi dan hukum yang berjalan

potret hutan Swedia (unsplash.com/Oskars Sylwan)

Swedia adalah contoh negara maju yang tetap menjaga keberlanjutan hutannya meskipun punya industri kehutanan yang besar. Negara ini memadukan teknologi tinggi dengan regulasi ketat yang menjamin keseimbangan ekosistem. Undang-undang kehutanan Swedia mewajibkan perusahaan untuk menjaga keanekaragaman hayati saat menebang pohon. Setiap area yang ditebang harus direstorasi dan dikembalikan fungsinya dalam jangka waktu tertentu.

Swedia juga terkenal dengan sistem monitoring digital yang real-time. Data dari sensor, drone, dan satelit digunakan untuk memantau kondisi hutan secara berkala. Informasi ini gak cuma disimpan pemerintah, tapi juga bisa diakses publik sebagai bentuk transparansi. Kombinasi antara teknologi, hukum, dan kesadaran masyarakat membuat Swedia jadi negara yang konsisten menjaga hutan tanpa mengorbankan pembangunan.

4. Bhutan yang menjadikan hutan sebagai pelindung spiritual dan ekonomi

potret hutan Bhutan (commons.wikimedia.org/RebexArt)

Bhutan punya pendekatan unik terhadap hutan, yaitu sebagai bagian dari filosofi hidup dan spiritualitas. Sekitar 70% wilayah Bhutan masih tertutup hutan, dan negara ini memasukkan perlindungan lingkungan ke dalam konstitusi. Undang-undang Bhutan bahkan melarang penggundulan total dan mewajibkan tutupan hutan minimal 60% secara permanen. Pendekatan ini berhasil karena selaras dengan nilai-nilai budaya dan agama setempat.

Bhutan juga menjadi satu-satunya negara di dunia yang menyerap lebih banyak karbon dibanding yang dilepas, berkat hutannya yang luas. Negara ini memanfaatkan hutan untuk energi hidro, tanaman obat, dan ekowisata tanpa mengeksploitasi. Program seperti "Green School" dan "Gross National Happiness" memasukkan unsur keberlanjutan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Bhutan membuktikan bahwa melestarikan hutan gak harus bertentangan dengan pembangunan ekonomi.

5. Kanada dengan keanekaragaman hutan yang dijaga secara federal

potret hutan Kanada (unsplash.com/Kym Ellis)

Kanada memiliki salah satu tutupan hutan terbesar di dunia, dengan sistem pengelolaan yang dibagi antara pemerintah federal dan provinsi. Negara ini menerapkan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan konsultasi publik dalam setiap kebijakan kehutanan. Sertifikasi berstandar tinggi seperti FSC dan CSA menjadi syarat wajib dalam praktik kehutanan komersial. Pemerintah juga rutin merilis laporan pemantauan hutan untuk memastikan transparansi.

Selain itu, Kanada aktif melibatkan komunitas adat dalam pengelolaan hutan. Banyak wilayah hutan berada di tanah adat yang dijaga melalui pengetahuan tradisional dan konservasi berbasis komunitas. Kanada juga berinvestasi dalam teknologi pemantauan karbon dan perlindungan spesies langka. Hasilnya, negara ini berhasil menyeimbangkan eksploitasi sumber daya dengan pelestarian jangka panjang.

Menjaga hutan bukan hanya soal melindungi pohon, tapi juga menjaga masa depan ekosistem dan manusia yang hidup di dalamnya. Negara-negara dalam daftar ini membuktikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar jargon, tapi kebijakan yang bisa dijalankan secara nyata. Dengan pendekatan yang beragam, mereka memberi inspirasi global dalam melindungi paru-paru dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team